Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bade untuk Pelebon Pratiwa Nyawa Ngasti Wedana Ida Cokorda Pemecutan IX Hampir Rampung

Rangakain palebon dimulai pada 2 Januari 2022 dengan prosesi ngalelet. Pengerjaan bade ini sudah dimulai sejak Rabu (5/1).

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Bade untuk Pelebon Pratiwa Nyawa Ngasti Wedana Ida Cokorda Pemecutan IX Hampir Rampung
Tribun Bali/saiful rohim
Tribun Bali/saiful rohim BIKIN TRAKTOR - Wayan Sumardana alias Tawan saat membuat traktor untuk membajak di lahan kering, di rumahnya di Nyuh Tebel, Kecamatan Manggis, Karangasem. Senin (10/1). Tangan bagian kiri yang lumpuh sudah sembuh tahun 2019 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Bade yang akan dipergunakan untuk pelebon Pratiwa Nyawa Ngasti Wedana Ida Cokorda Pemecutan IX sudah hampir rampung.

Pengerjaan bade ini sudah dimulai sejak Rabu (5/1) dan hingga saat ini terhitung dikerjakan selama 5 hari karena pada Minggu kemarin pembuat bade libur.

Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang undagi bade dari Griya Meranggi, Kesiman, Nyoman Widana saat ditemui Senin (10/1) di lokasi pembuatan bade di kawasan Setra Badung, Denpasar.

Untuk pembuatan konstruksi bade dikerjakan oleh 6 orang undagi atau tukang.

Sementara itu, untuk pembuatan payasan atau hiasan dikerjakan oleh 2 orang dan pemasangan payasan dilakukan oleh 3 orang.

“Tanggal 17 Januari 2022 bade ini harus sudah selesai karena 18 Januari berada di depan Puri Pemecutan,” kata Widana.

Bade ini memiliki tumpang 11 dengan tinggi total 18 meter. Tinggi badan bade yakni 9,70 meter dan tinggi tumpang sekitar 7,5 meter.

Berita Rekomendasi

Adapun lebar dasar bade yakni 365 cm dengan panjang 380 cm.

Kayu yang digunakan yakni kayu jenis bali seperti albesia, sukun, dan beberapa kayu lainnya.

Untuk banyak kayu balok ukuran 4x6 cm dan panjang 4 meter yang digunakan dalam pembuatan bade ini sebanyak 1 kubik dan triplek sebanyak 40 lembar.

“Jika sudah jadi dengan hiasannya maka diperkirakan berat bade ini kurang lebih 2 ton,” katanya.

Aksesoris yang digunakan dalam bade ini yakni sayap dengan tinggi 5 meter, karang boma, karang sae, paksi, macan, kekendon yang berbentuk seperti gelungan barong.

Nantinya untuk pengangkatan bade menuju puri menggunakan dua buah crane dan mobil truk panjang.

“Kami sewakan dua crane Rp 5 juta per 4 jam dan juga truk untuk pengangkutan ke depan puri,” katanya.

Sementara saat pelaksanaan pelebon menggunakan sanan dengan ukuran 8x6 meter dan dibantu dengan roda.

“Sanan dengan ukuran 8x6 meter karena menggunakan roda. Kalau tidak pakai roda, ukuran sanan 10x12 meter,” katanya.

Selain menggarap bade untuk Puri Pemecutan, undagi ini juga telah berpengalaman membuat bade di beberapa puri dan gria seperti bade untuk pelebon di Puri Sayan setinggi 24 meter, Puri Ubud termasuk saat pelebon penemu teknik Sosrobahu Tjokorda Raka Sukawati, Puri Peliatan, Puri Mas Ubud, Puri Gianyar, Puri Satria, hingga pelebon di Griya Menuh Denpasar tahun 2021.

Terkait dengan berpulangnya pangelingsir Puri Pemecutan, Ida Tjokorda Pemecutan XI, Puri Pemecutan akan menggelar Palebon Pratiwa Nyawa Ngasti Wedana. Pelaksanaan palebon ini akan digelar, Jumat (21/1).

Prosesi ini nantinya akan dipuput oleh 11 sulinggih. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Warga Ageng Pemecutan, AA Ngurah Rai Sudarma di Puri Pemecutan, Senin (27/12) lalu.

Terkait dengan pelaksanaan palebon tersebut merupakan petunjuk dari sulinggih. Dalam pelaksanaan rembug terkait pelaksanaan palebon ini melibatkan 7 sulinggih.

Rai Sudarma mengatakan, Ida Tjokorda Pemecutan XI mabiseka sebagai Raja Pemecutan pada 1989.

Beliau menggantikan ayahnya Ida Tjokorda Pemecutan X yang lebar tahun 1986.

"Terhitung Ida Tjokorda Pemecutan XI sudah mabiseka Tjokorda selama 32 tahun dan berpulang pada usia 76 tahun," kata Rai Sudarma.

Rangakain palebon dimulai pada 2 Januari 2022 dengan prosesi ngalelet. Namun sebelum itu, pada 31 Desember 2021 akan digelar matur piuning, nyukat genah dan nanceb pangpang. Dan 1 Januari 2022 digelar nunas tirta untuk masiram.

Selanjutnya pada 17 Januari digelar ngardi toya siram melaspas eteh-eteh pasucian, panca datu, patrang, bendusa kembul. Pada 18 Januari dilaksanakan ngreresik, ngentos lilit, munggah patrang, panca datu.

Juga digelar manah toya ning, ngajum, yang kemudian dilanjutkan masuci ke Pura Tambang Badung. Selanjutnya dilanjutkan dengan mapeed ogoh-ogoh dan pamuspaan, munggah bea, tarpana agung, pamuspan, dan penebus-nebusan. “Menggunakan ogoh-ogoh yang identik dengan kirab sebagai simbol Bhuta Kala," katanya.

Pada 21 Januari merupakan puncak palebon. Rangkaiannya yakni ngenjing, ngutang pering, baleman, teteh tabuh. Dilanjutkan dengan mabumi sudha, melaspas pamereman, lembu, dan panca rengga. Setelah itu, barulah tedun layon dan berangkat ke Setra Badung.

Prosesi ini menggunakan bade tumpang 11 dengan tinggi kurang lebih 18 meter. Selain itu juga menggunakan lembu.

Untuk menghindari kerumunan, pihaknya melibatkan peserta yang terbatas yakni 3 banjar di wawidangan Desa Adat Denpasar.

Dengan peserta dari masing-masing banjar 60 orang.

"Kami akan bekerjasama dengan pihak Satgas terkait dengan penerapan protokol kesehatan," katanya.

Pangelingsir Puri Pemecutan, Ida Tjokorda Pemecutan XI lebar atau berpulang pada Rabu (22/12) pukul 05.00 Wita.

Menantu pertama Ida Tjokorda, Ida Bagus Wesnawa (47) mengatakan Ida berpulang dalam usia 76 tahun.

Ida merupakan kelahiran 17 April 1945.

"Saya selaku menantu Ida Tjokorda mewakili, beliau terdiagnosa sakit awal Oktober 2021," katanya.

Saat dilakukan chek up, ternyata ada keluhan komplikasi jantung, asam urat, dan ada kadar gula. Beliau kemudian dirawat di Wings RSUP Sanglah selama 29 hari. Kemudian pertengahan November 2021, Ida menjalani home care atau perawatan di rumah.

"Tapi tetap dengan bantuan dari RSUP Sanglah," katanya.

Kondisi Ida pun membaik dan bisa bercerita dengan keluarga maupun kerabat yang menjenguk.

"Cuma paginya ada berita ganggan di jantung, dan beliau berpulang karena tidak ada reaksi dari tubuh," katanya.

Beliau berpulang di Puri Pemecutan Jalan Moh Yamin, Denpasar. Pada Rabu (22/12) sekitar pukul 11.30 Wita jenazah beliau dibawa ke Puri Pemecutan Jalan Thamrin, Denpasar.

Ida meninggalkan seorang istri AA Ayu Suryaningsih (70), empat anak dan 12 cucu. Anak beliau yakni AA Sagung Ratna, AA Ngurah Damar Negara, AA Mas Indah Sari, dan AA Ngurah Khertagama. (sup)

Baca juga: Pebisnis Pariwisata Bali Tetap Akan Promosikan Bali dan Bidik Wisatawan Australia

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas