Fakta Kuliner Jadah Tempe Mbah Carik di Kaliurang, Berdiri Tahun 1950 dan Dipopulerkan Sultan HB IX
Mbah Carik merupakan pemilik warung jadah tempe ternama di kawasan wisata Kaliurang, Sleman
Editor: Eko Sutriyanto
Usaha almarhumah Sudimah Wiro Sartono dalam mengembangkan kuliner khas Jadah Tempe Mbah Carik butuh perjuangan berliku hingga bisa sukses.
Jadah tempe adalah makanan tradisional khas Kabupaten Sleman, yang biasanya banyak ditemui di kawasan Kaliurang, lereng Gunung Merapi.
Baca juga: Kakek 61 Tahun di Gresik Ditemukan Meninggal Dunia, Terbaring di Atas Sajadah
Jadah tempe merupakan gabungan dari dua jenis makanan, yaitu jadah berupa olahan dari ketan dan tempe yang biasanya diolah dengan cara dibacem.
Jadah tempe yang paling dikenal masyarakat adalah Jadah Tempe Mbah Carik, yang dijajakan kali pertama pada 1950-an oleh Sastro Dinomo atau Mbah Carik.
Disarikan Tribunjogja.com dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Sleman, Jadah Tempe Mbah Carik sejak awal memang dijual di kawasan Kaliurang.
3. Jadi Makanan Kesukaan Sultan HB IX
Makanan tersebut menjadi terkenal ketika Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX mencoba mencicipi dan ternyata sangat suka sampai-sampai ketagihan.
Sultan HB IX kemudian sering mengirim utusan, yakni para pengawal, ke Kaliurang untuk membeli jadah tempe buatan Sastro Dinomo atau Mbah Carik.
4. Generasi kedua Jadah Tempe Mbah Carik
Almarhumah Sudimah Wiro Sartono atau Mbah Sudimah sebenarnya bukan pendiri melainkan generasi kedua yang membuat terkenal Jadah Tempe Mbah Carik.
Pendirinya adalah Sastro Dinomo, salah seorang carik di Kaliurang.
Gelar Mbah Carik diberikan oleh Sultan Hamengku Buwono IX.
Sudimah Wiro Sartono telah berpulang, tetapi kepopuleran Jadah Tempe Mbah Carik tidak akan pernah luntur, apalagi sudah ada generasi penerusnya. (Tribun Jogja/Sigit Widya/Christi Mahatma Wardhani)