Dua Seniman Kolaborasi Bikin Ogoh-ogoh untuk Pelebon Ida Cokorda Pemecutan XI
Pembuatan ogoh-ogoh dikerjakan oleh enam orang. Tinggi dari ogoh-ogoh ini yakni 4 meter ditambah dengan alas menjadi 5 meter.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Dua seniman ogoh-ogoh kenamaan Bali berkolaborasi membuat ogoh-ogoh.
Mereka adalah Nyoman Gede Sentana Putra atau Kedux Garage dari Banjar Tainsiat Denpasar, dan Ida Bagus Nyoman Surya Wigenam atau Gusman dari Tampaksiring Gianyar.
Ogoh-ogoh ini dibuat dan digunakan dalam pelaksanaan pelebon Ida Cokorda Pemecutan XI. Proses pembuatan ogoh-ogoh ini dilakukan di dua tempat yakni Tampaksiring dan Jero Tainsiat Denpasar.
Adapun prosesnya yakni dari desain yang dibuat oleh Kedux kemudian dieksekusi oleh Gusman di Tampaksiring.
Setelah badan ogoh-ogoh terbentuk kemudian dibawa ke Jero Tainsiat Denpasar dan dikerjakan bersama-sama.
Ida Bagus Nyoman Surya Wigenam atau Gusman yang ditemui di Jero Tainsiat, Kamis (13/1) menuturkan ogoh-ogoh ini dibuat mulai Minggu (2/1).
Adapun tema ogoh-ogohnya yakni Cupak.
“Temanya Cupak, kalau maknanya lebih kepada untuk nyomya Bhuta Kala,” kata Gusman.
Dia mengatakan, pembuatan ogoh-ogoh dikerjakan oleh enam orang. Tinggi dari ogoh-ogoh ini yakni 4 meter ditambah dengan alas menjadi 5 meter.
“Hari ini kami rampungkan ogoh-ogoh ini,” kata Gusman.
Ogoh-ogoh Cupak ini dibuat sesuai dengan permintaan dari Puri Pemecutan sendiri.
Sementara itu, Sekretaris Warga Ageng Puri Pemecutan, I Gusti Ngurah Made Suratma mengatakan, ogoh-ogoh ini merupakan bagian dari pemuspaan.
Memang menjadi tradisi setiap pelebon untuk Ida Cokorda di Puri Pemecutan selalu menggunakan ogoh-ogoh ini.
Sebelum diarak pada Selasa (18/1) ogoh-ogoh ini akan dipelaspas terlebih dahulu. Selanjutnya akan dibawa ke Puri Pemecutan pukul 14.00 Wita.
“Di Puri Pemecutan tentu akan ditambah acara-acara lain yang ikut pawai pemuspaan ini yang salah satunya rodat dari umat Muslim Kepaon Pedungan,” katanya.
Rute untuk iring-iringan nanti yakni dari Puri Pemecutan Jalan Thamrin menuju Jalan Gajah Mada, Patung Catur Muka, Jalan Udayana, Jalan Debes, Jalan Hasanuddin, dan kembali ke Puri Pemecutan.
“Karena Jero Tainsiat dianggap moncol Puri Pemecutan maka kami memang dilibatkan. Kalau misalnya walaka yang dipelebon tidak menggunakan ogoh-ogoh ini, tapi karena sudah dinobatkan menjadi Cokorda makanya memakai ogoh-ogoh dengan upacara utamaning utama,” katanya. (sup)
Baca juga: Stefano Lilipaly Pecah Telur, Diawali Jual Beli Serangan, Bali United Digdaya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.