Fakta-fakta Pria di Sumsel Tewas Diterkam Buaya, Diserang saat Cari Sinyal untuk Telepon Keluarganya
Seorang pemuda tewas diterkam buaya di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel). Diketahui korbannya pria 28 tahun bernama Arpa Gunawan
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemuda tewas diterkam buaya di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).
Diketahui korbannya pria 28 tahun bernama Arpa Gunawan.
Sehari-hari korban bekerja sebagai pekerja buruh perusahaan vendor PT. SAM.
Arpa sendiri tercatat sebagai warga Desa Tanjung Menang, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Bagaimana informasi lengkap insiden ini? Berikut fakta-faktanya dirangkum dari TribunSumsel.com, Senin (17/1/2022):
Baca juga: Sopir Taksi di Kalteng Tewas Disengat Kawanan Lebah Naning, Korban Tergeletak di Tengah Jalan
Video korban tersebar
Video jasad korban saat ditemukan warga tersebar luas lewat pesan berantai.
Rekaman diambil di kanal distrik dusun Bagan Rame areal perusahaan Desa Sungai Batang, Kecamatan Air sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Dari video yang ada, korban sudah tidak bernyawa.
Di tubuhnya juga terdapat sejumlah luka gigitan binatang buas.
"Dapat kiriman video dari teman yang bekerja di sana."
"Ditemukan jenazah dengan beberapa luka di bagian tubuh, karena diterkam buaya di Sungai Batang," ungkap seorang warga yang enggan menyebutkan namanya.
Baca juga: Niat Mencari Ikan di Sungai, Pria Pandeglang Ini Malah Digigit Buaya
Korban diserang saat cari sinyal
Kapolsek Air Sugihan, Ipda M. Indra Gunawan melalui Kanit Reskrim Aipda Apriansyah membenarkan kejadian ini.
Ia mengatakan, korban diserang pada Jumat (15/1/2022) siang.
Kronologi kejadian bermula saat korban pergi bersama kedua temannya untuk mencari sinyal.
"Jadi kemaren sekitar jam 11.45 Wib pada saat korban mencari sinyal handphone untuk menelpon keluarganya," ucap Indra.
Setelah selesai menelpon, lalu korban bersama temannya sesama pekerja buruh tanam kembali pulang ke camp untuk istirahat yang berada di petak kerja tidak jauh dari korban menelpon.
"Waktu itu korban menyebrang kanal dengan cara berenang. Namun sebelum sampai ketepian kanal, korban diterkam buaya dan ditarik ke dalam air," katanya.
Baca juga: Kronologi Kakek 79 Tahun di Gunungkidul Tewas Disengat Tawon Vespa, Sempat Teriak Minta Tolong
Masih kata Indra, teman korban yang berhasil naik kepinggir kanal berusaha menolong dan berteriak minta bantuan dan mencari korban dipinggiran kanal.
"Karena buaya ukurannya sangat besar sekitar panjang 4 meteran langsung membawa korban masuk ke dalam air, dan lebih kurang 1 (satu) jam,"
"Saksi melihat korban sempat muncul dari permukaan air dalam kondisi korban diterkam buaya, saksi yang melihat langsung berusaha menarik korban namun buaya tersebut langsung menarik korban lagi ke dalam air," bebernya.
Jasad korban ditemukan pada malam hari
Indra melanjutkan penjelasannya, saksi menunggu dan berusaha mencari korban kembali.
Setelah menunggu hingga pukul 19.30 WIB, korban berhasil ditemukan dalam kondisi mengapung.
Jaraknya lebih kurang 30 meter dari posisi awal korban digigit oleh buaya tersebut.
Korban diangkat dari kanal dan langsung dibawa ke klinik, namun korban sudah meninggal dunia.
Baca juga: Detik-detik Bocah 12 Tahun Diterkam Harimau, Ibu Dengar Jeritan Lalu Temukan Anaknya Sudah Tewas
"Atas permintaan orang tua korban, jenazah langsung di bawa ke rumahnya di Desa Tanjung Menang dan korban akan segera dimakamkan," sebutnya.
Akibat dari kejadian tersebut, tubuh korban mengalami luka-luka robekan di bagian tubuhnya.
BKSDA Sumsel turun ke lapangan
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Ujang Wisnu Barata menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang menimpa korban.
"Saya pribadi turut berbela sungkawa terhadap musibah yang menimpa korban. Kami selaku pihak BKSDA prihatin dengan kejadian-kejadian seperti itu yang terus ada setiap tahun," ungkap Ujang.
Diminta untuk ke depannya seluruh lapisan masyarakat dapat lebih berhati-hati saat beraktivitas di alam terbuka.
"Kenali musim-musim bertelur yang membuat buaya biasanya lebih aktif. Masyarakat kurangilah aktivitas pada malam hari di sungai atau sekitar habitat buaya,"
"Untuk saat ini warga jangan berenang dulu di sungai, terlalu berisiko," tuturnya.
Baca juga: Kakek 64 Tahun Asal Pandeglang Diterkam Buaya di Sungai Ciletuk, Selamat Setelah Melawan Pakai Golok
Menurut Ujang, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan namun hal tersebut membutuhkan peran dari semua pihak.
"Supaya pesan tersampaikan kita lakukan sosialisasi dan penyadaran masyarakat, perbanyak papan-papan informasi,"
"Perusahaan harus memasang papan-papan peringatan agar menjadi kewaspadaan masyarakat, serta menambah penerangan malam hari di pemukiman-pemukiman yang dekat habitat atau badan sungai," terang Ujang.
Saat ditanya mengenai rencana pemindahan buaya yang telah menerkam korban, Ujang mengatakan jika akan mempertimbangkannya terlebih dahulu.
"Kalau disitu memang habitatnya, kenapa harus dipindah,"
"Tapi dalam waktu dekat ini kita pantau dulu, kami akan memerintahkan petugas untuk melakukan pengecekan ke lapangan," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Buaya Santap Warga OKI, Kemunculan Buaya Dianalisis karena Ulah Manusia Rusak Habitat Buaya
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunSumsel.com/Winando Davinchi)