Buntut Bentrokan di Sorong: Kepala Suku Dikumpulkan, Polisi Diterjunkan untuk Patroli
Kepala suku dikumpulkan hingga Kapolda Papua Barat menggelar pertemuan, buntut dari bentrokan di tempat karaoke Double O Sorong, Papua Barat.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Bentrokan terjadi di tempat karaoke Double O di Kota Sorong, Papua Barat pada Senin (24/1/2021) malam hingga Selasa (25/1/2022) dini hari.
Menurut Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan, bentrokan terjadi karena ada kesalahpahaman antara pengunjung dan pihak keamanan pada Minggu (23/1/2022) pagi.
"Kejadian sekitar pukul 23.30 WIT, buntut dari kejadian pada Minggu pagi yang berawal dari sebuah tempat hiburan malam akibat salah paham antara pengunjung dan pihak keamanan di tempat karaoke hingga berlanjut keluar," terang Ary, Selasa, dikutip dari Kompas.com.
Akibat dari bentrokan tersebut, sebanyak 18 orang tewas.
Tujuh belas orang meninggal karena terjebak di lantai dua Double O saat terjadi kebakaran, sementara satu lainnya tewas akibat tindak kekerasan.
Baca juga: Polisi Ralat Jumlah Korban Meninggal Dunia Bentrok dan Pembakaran di Sorong Jadi 18 Orang
Baca juga: Pasca-Pecahnya Bentrokan, Pekerja THM Double O Sorong Langsung Mengungsi
"(Sebanyak) 17 orang terbakar di tempat hiburan Double O dan 1 orang meninggal akibat penganiayaan," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, saat dikonfirmasi Tribunnews pada Selasa.
Buntut dari bentrokan tersebut, pihak kepolisian mengumpulkan beberapa kepala suku untuk menyelesaikan masalah agar tak ada insiden susulan.
Tak hanya itu, AKBP Ary Nyoto juga mengungkapkan pihaknya menerjunkan personel untuk berpatroli.
"Kita sudah kumpulkan beberapa kepala suku untuk menyelesaikan masalah ini agar tidak ada gerakan tambahan yang akan memicu nanti," ujarnya.
Selain itu, tokoh agama dan tokoh masyarakat juga turut dirangkul untuk mencegah terjadinya bentrokan susulan.
Irjen Dedi mengungkapkan saat ini Pores Sorong Timur sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan kedua kelompok yang bertikai.
"Polda jajaran langsung berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk mencegah tidak ada aksi balasan atau aksi lainnya," ungkap Irjen Dedi Prasetyo, dilansir Tribunnews.
"Polsek Sorong Timur telah melakukan pertemuan antara kelompok," tegasnya.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan polisi telah melakukan penyelidikan serta penyidikan dengan memeriksa sejumlah saksi dari bentrokan itu.