KH Yahya Cholil Sebut Pembangunan Ibu Kota Negara Baru di Kaltim Gagasan Out of The Box
Ketua PBNU ini meyakini gagasan seperti ini akan menjadi inisiatif yang efektif untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut Kalimantan Timur adalah provinsi yang istimewa.
Ia memuji gagasan pemerintah membangun Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur.
Hal itu disampaikan KH Yahya Cholil Staquf dalam sambutannya di sela acara Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlathul Ulama Masa Khidmat 2022-2027, Senin (31/1/2022) di Gedung Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Acara tersebut turut dihadiri Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin, Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, dan Ketua DPR RI Puan Maharani.
Menurut KH Yahya Cholil Staquf, gagasan pemerintah untuk membangun Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan Timur adalah gagasan yang keluar dari kotak atau out of the box.
Ia meyakini gagasan-gagasan seperti itu semakin lama semakin terang dan akan menjadi inisiatif yang efektif untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik.
Baca juga: Kritik Pemindahan Ibu Kota Negara, Faisal Basri: Apakah Sudah Sedemikian Daruratnya ?
"Semakin lama kami semakin menyadari bahwa Kaltim ini istimewa.
Izinkan saya secara tulus memuji inisiatif dan gagasan untuk membangun Ibu Kota Negara yang baru di Kaltim karena ini adalah gagasan yang keluar dari kotak, out of the box," ujarnya.
Diakuinya, Kalimantan Timur selain menjadi sasaran gagasan out of the box, juga mengundang semakin banyak gagasan out of the box lainnya.
Termasuk di kalangan warga Nahdliyyin.
Kepada Presiden Jokowi, KH Yahya Cholil Staquf melaporkan bahwa karena terdorong oleh besarnya rasa gembira menyambut IKN baru, maka pihaknya mengundang banyak orang dari para pengurus wilayah untuk ikut hadir dalam acara pengukuhan PBNU.
"Karena setiap pengurus wilayah mengajak terlalu banyak rombongan ke sini, maka kalau dibiarkan saya tidak tahu bisa ribuan orang tapi karena pembatasan prosedur kesehatan maka hanya 300 orang yang diizinkan bergabung di ruangan ini.
"Selebihnya kita berikan ruangan hotel untuk mengikuti secara virtual.