Ada Penumpang Pesawat Positif Covid-19, Satgas Provinsi Kalbar Bersurat ke Maskapai
Harrison mengingatkan bagi seluruh penumpang pesawat untuk benar-benar memakai masker dan tidak makan dan minum di dalam pesawat.
Editor: Dewi Agustina
"CT value menunjukkan estimasi jumlah virus di dalam sampel. Kalau cara ambil sampelnya tepat, berarti juga menggambarkan jumlah virus di tempat dilakukannya swab," kata Tonang seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (26/6/2021).
Akan tetapi, jumlah virus yang terdeteksi itu tidak selalu berbanding lurus dengan derajat kesakitan yang diderita seseorang.
"Jumlah virus dalam tempat swab tidak selalu sesuai dengan derajat gejala atau penyakit covid-nya. Ada yang CT value rendah, jumlah virus tinggi, tapi gejalanya ringan. Sebaliknya, ada yang CT value relatif tinggi, jumlah virus diduga rendah, tapi gejalanya justru lebih berat," ungkap Tonang.
"Maka nilai CT value saja, tidak bisa dijadikan patokan," lanjut dia.
Oleh karena itu, angka CT yang dicantumkan pada hasil tes PCR tidak bisa dibaca sebagai suatu parameter tunggal untuk mengetahui kondisi keseluruhan pasien.
Tonang menyebutkan, informasi nilai CT ini hanya akan digunakan oleh dokter yang merawat sebagai informasi tambahan untuk membuat keputusan terkait kondisi pasien dan penanganan seperti apa yang selanjutnya harus diberikan.
Baca juga: Kesaksian Sopir Mobil Jenazah dan Penghuni Wisma Atlet di Tengah Ledakan Covid-19
Terkait tafsiran angka CT seperti yang tersebar di media sosial, Tonang menyatakan tidak sepenuhnya benar.
"Tidak (benar). Pasien itu sosok tubuh lengkap. Bukan sekadar angka CT value. Maka penilaian terhadap kondisi pasien harus komprehensif," ujar dia.
Sementara itu, terkait kemampuan tes PCR dalam menemukan virus hidup atau sudah mati (fragmen/bangkai), Tonang mengatakan, perlu uji lebih lanjut.
"PCR itu menemukan tubuh virus. Soal apakah masih hidup atau mati, diketahui dari kultur. Untuk kultur butuh laboratorium canggih, aman, alat lengkap, dan waktu relatif lama. Tidak mungkin banyak pasien harus semua menjalani kultur," kata Tonang.
Hasil uji yang panjang itu juga masih perlu dianalisis untuk kemudian disimpulkan.
Tonang meminta agar semua pihak lebih baik menerapkan prinsip yang paling aman, yakni memberlakukan hasil PCR, berapa pun nilai CT-nya, sebagai suatu kondisi di mana virus masih ada, masih bisa menular, dan perlu untuk diwaspadai.
"Itu langkah yang rasional dan waspada. Jangan ambil risiko dan spekulasi tanpa keputusan dari ahlinya," ujar Tonang.
Jika ada pasien dengan hasil PCR masih positif tetapi pihak rumah sakit atau fasilitas kesehatan sudah memulangkannya, Tonang menekankan, keputusan itu merupakan hasil analisis menyeluruh yang sudah dilakukan oleh pihak dokter penanggung jawab terhadap pasien yang bersangkutan.
"Itu hasil analisis, informasi lengkap, data tersusun, baru diputuskan. Bila kondisi klinis sudah membaik, tapi PCR kok belum kunjung negatif, maka dapat dipertimbangkan memulangkan pasien walau hasil PCR masih positif," jelas dia.