Buaya Berkalung Ban Berhasil Ditangkap, Upaya Evakuasi Sempat Terhenti Karena Pandemi
Selama ini, buaya tersebut menyedot perhatian masyarakat sekitar yang menaruh rasa iba karena adanya kalung ban yang melingkar di tubuhnya.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
"Setiap perburuan untuk menangkap buaya ini selalu jadi tontonan yang menarik bagi masyarakat. Sehingga waktu itu saya hentikan waktu itu di tahun 2020 untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerumunan masyarakat," ungkap Hasmuni.
Hasmuni berterimakasih kepada Tili dan juga masyarakat yang membantu dalam melepaskan ban di tubuh buaya tersebut.
Baca juga: SOSOK Pria Penangkap Buaya Berkalung Ban di Palu, Berjuang Sendiri dan Sering Diremehkan Warga
Baca juga: Gagal Ditangkap Panji Petualang hingga Matt Wright, Buaya Berkalung Ban Takluk di Tangan Pria Sragen
Percobaan selama Tiga Pekan
Usaha penangkapan buaya berkalung ban yang dilakukan oleh Tili ini telah berlangsung selama tiga pekan lamanya.
Seperti dilaporkan TribunPalu, sejak pertengahan Januari lalu, Tili setiap sore memasang umpan untuk menangkap sang buaya.
Umpan yang diberikan pun bermacam-macam, mulai dari merpati hingga ayam.
Motif penangkapan yang dilakukan oleh Tili ialah semata-mata karena ia merasa kasihan dengan buaya itu.
"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan. Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ucap Tili, Selasa (8/2/2022).
Ia memasang umpan dan menalikan umpan itu menggunakan sebuah tali yang ujungnya diikat pada batang kayu besar disekitar sungai.
Hal itu dimaksudkan agar memudahkan dalam menarik buaya saat umpannya dimakan.
Habiskan 35 Ekor Umpan dengan Biaya Rp4 Juta
Tili mengaku, selama ini ia mengeluarkan uang dari kantong pribadinya hingga jutaan rupiah untuk membeli umpan.
Menurutnya, ia sudah menghabiskan umpan hingga 35 ekor ayam dan juga merpati dengan kisaran biaya Rp4 juta.
"Habis uang sekitar Rp4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati," ujarnya.