Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ART Minta Kapolri Usut Pelaku Penembakan Warga di Parigi Moutong

Senator asal Sulawesi Tengah ini menyampaikan penyesalan sekaligus kecamatan atas penanganan kasus unjukrasa yang berujung tewasnya warga tersebut.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in ART Minta Kapolri Usut Pelaku Penembakan Warga di Parigi Moutong
handout
Polisi saat membubarkan massa aksi di Parimo menggunakan Water Canon dan Gas Air mata, Sabtu (12/2/2022) malam. 

TRIBUNNEWS.C(M, MAKASSAR -- Kasus penembakan yang berujung tewasnya warga Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah atas nama Aldy malam tadi, menjadi perhatian Anggota DPD RI, Abdul Rachman Thaha (ART).

Senator asal Sulawesi Tengah ini menyampaikan penyesalan sekaligus kecamatan atas penanganan kasus unjukrasa yang berujung tewasnya warga tersebut.

Sebab dituding tidak ada upaya persuasif dan komunikatif yang dilakukan baik gubernur, bupati, camat termasuk kapolda dan kapolres atas penolakan warga terkait terbitnya IUP tambang emas di Desa Katulitiwa, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parimo, yang menjadi lokasi unjuk rasa.

Baca juga: Eks Kapolsek Parigi Moutong yang Dipecat karena Diduga Berbuat Asusila Ajukan Banding

"Sudah tiga hari ratusan warga demo menolak IUP, karena khawatir dampak mercure tambang emas itu ke sawah mereka, tetapi aspirasi mereka tidak mendapat tanggapan bahkan berujung tertembaknya warga," kata ART.

Menurutnya, warga tidak anti investasi sepanjang dilakukan sesuai prosedur. Melalui pelinatan tim ahli, yang kemudian disampaikan pada masyarakat.

Bagaimana dampak tambang emas itu bagi sawah mereka. Namun ART menilai tidak ada sosialisasi pemerintah setempat, baik gubernur, bupati, camat dan aparat hukum kepada masyarakat.

"Kenapa demontrasi sampai tiga hari berturut-turut artinya tidak ada komunikasi. Hari kedua mungkin ada utusan gubernur tapi tidak ada solusi
Hari ketiga tadi malam, gubernur juga ditunggu sampai jam 12 malam tapi tidak hadir, " bebernya.

Baca juga: Hasil Sidang Etik, Mantan Kapolsek Parigi Moutong Kini Dipecat dari Kepolisian

Berita Rekomendasi

Hingga akhirnya pecah bentrok antara kepolisian dengan ratusan warga di lokasi, yang berujung tewasnya Aldy. Ia menyesalkan karena pemerintah dan aparat penegak hukum tidak tanggap.

Khusus kepada kepolisian yang mengawal unjukrasa secara represif, pihaknya meminta Kapolri mengusut kasus yang berujung penembakan warga tersebut.

ART juga meminta warga yang ditahan segera dibebaskan, juga kepada PT Trio Kencana selaku perusahaan pemegang izin pertambangan untuk sementara tidak melakukan pengerjaan di lokasi tambang sampai masalah ini kondusif.

Ia yakin dan percaya Diskrimum mampu selesaikan persoalan ini.

Baca juga: Menteri Bintang Minta Kapolsek Parigi Moutong Dijerat Pasal Berlapis

"Kami akan agendakan hearing Kapolri. Saya minta kepolisian mengusut para pelaku penembakan, dan memberikan tindakan tegas kepada oknum yang terlibat," bebernya.

Ricuh

Sebelumnya, aksi unjuk rasa di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (12/2/2022) malam berakhir ricuh.

Informasi dihimpun TribunPalu.com Minggu (13/2/2022), salah seorang pengunjuk rasa meninggal dunia.

Diketahui korban bernama Aldi warga Desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.

Aldi meninggal dunia diduga akibat tertembak di bagian dada.

Menanggapi kejadian ini, Polda Sulteng melakukan penyelidikan terkait tewasnya seorang warga dalam aksi demo di Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulteng.

Kejadian itu terjadi Sabtu (12/2/2022), saat ratusan massa aksi memblokade akses jalan Trans Sulawesi.

Hal itu menuntut Gubernur Sulawesi Tengah agar mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Trio Kencana, di Kasimbar, Parigi Moutong.

Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan terkait tewasnya seseorang pada kejadian itu, pihaknya saat ini melakukan penyelidikan.

"Saat aksi di sana ternyata ada satu warga meninggal dunia. Saat ini saya akan ke sana melihat yang terjadi bersama Kabid Propam Polda Sulteng," ujar Rudy di Mapolda Sulteng, Jl Sorkarno-Hatta, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Minggu (13/2/2022).

Jendral bintang dua itu menjelaskan, pihaknya akan melakukan penindakan tegas, terkait pelaku yang menewaskan korban.

"Kalaupun jika ada anggota polisi yang terlibat atau yang bersalah dalam penanganan unjuk rasa itu akan ditindak berdasarkan ketentuan yang berlaku," tuturnya.

Ia juga mengatakan, saat aksi itu sebelumnya Kapolres Parimo, sudah mengimbau dan bernegosiasi agar massa tidak menutup jalan.

Usaha kepolisian melakukan negosiasi agar massa membuka jalan, dilakukan sejak Pukul 12.00 Wita hingga malam.

"Dalam penindakan itu dilakukan sesuai dengan Standar Operasi Prosedur (Sop) Polri," kata Rudy.

"Yang jelas polisi akan menindak tegas terkait yang bersangkutan, dalam pristiwa menewaskan satu orang saat kejadian demo itu," kata Kapolda Sulteng.

Informasi dihimpun TribunPalu.com Minggu (13/2/2022), salah seorang massa aksi meninggal dunia.

Diketahui korban bernama Aldi warga Desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.

Aldi meninggal dunia diduga akibat tertembak di bagian dada.

Sebelumnya Aksi unjuk rasa oleh masyarakat yang menolak keberadaan pertambangan milik PT Trio Kencana di Kasimbar berakhir rusuh, Sabtu (12/2/2022) malam.

Massa aksi dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian.

Diketahui aksi tersebut sudah ketiga kalinya.

Masyarakat terpaksa dibubarkan secara paksa disebabkan massa aksi menutup jalan trans penghubung antara Parigi Moutong ke Provinsi Gorontalo.

Penutupan jalan tersebut mulai Sabtu siang hingga malam hari.

Hingga Sabtu (12/2/2022) malam, Kepolisian Resort (Polres) Parigi Moutong membubarkan massa aksi dengan menggunakan water canon.

Selain itu polisi juga menggunakan gas air mata untuk membubarkan masyarakat.

Namun dari pihak masyarakat juga memberikan perlawanan kepada polisi dengan melempari menggunakan batu.

Sekitar pukul 01.00 Dini hari, polisi baru bisa menguasai massa aksi.

Sebelumnya massa aksi dari menuntut Gubernur Sulawesi Tengah untuk mencabut izin tambang PT Trio Kencana.

Dan hasil aksi terakhir, Gubernur Sulteng berjanji akan menemui massa aksi.

"Sebelumnya, 7 Februari 2022 kemarin, warga melakukan aksi serupa. Gubernur Sulteng janji untuk menemui warga, namun hingga malam ini janji itu tak ditepati," ujar salah satu warga, Sabtu (12/2/2022).

Gubernur akan ke Kasimbar

Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura berencana bakal menuju Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parimo, Senin (14/2/2022) besok.

Hal itu disampaikan Staf Khusus Rusdy Mastura, Mudo Minggu (13/2/2022).

Mudo mengatakan, Rusdy Mastura berangkat ke Parigi Moutong Senin (14/2/2022) mendatang.

"InsyaAllah besok," ungkap Mudo kepada TribunPalu.com.

Sebelumnya, Informasi dihimpun TribunPalu.com Minggu (13/2/2022), salah seorang massa aksi meninggal dunia.

Diketahui korban bernama Aldi warga Desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.

Aldi meninggal dunia diduga akibat tertembak di bagian dada.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas