Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Remaja Bandel dan yang Terlibat Aksi Klitih di Yogyakarta Bakal Dibina TNI

Upaya yang dilakukan bukan kegiatan wajib militer hanya sebatas pembinaan terkait wawasan kebangsaan dan penanaman cinta tanah air kepada siswa

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Remaja Bandel dan yang Terlibat Aksi Klitih di Yogyakarta Bakal Dibina TNI
Tribun Jogja/Suluh
Ilustrasi Klitih 

Laporan Wartawan Tribun Jogja Miftahul Huda

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA  - Langkah pembinaan dipilih Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memutus mata rantai aksi kejahatan jalanan yang lazim disebut klitih.

Pelaku klitih berat akan dimasukkan ke panti rehabilitasi remaja milik Dinas Sosial (Dinsos) DIY dan yang melakukan pelanggaran berat di sekolah akan dibina oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Kemarin sudah rapat koordinasi dengan beberapa instansi. Disepakati untuk pelaku kejahatan oleh remaja direhabilitasi di Dinsos.

Untuk yang level bawah pembinaan bersama TNI," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) Erlina Hidayati Sumardi, Senin (14/2/2022).

Erlina memastikan dua program tersebut tahun ini sudah dapat dimulai.

Bagi pelaku klitih berat mereka akan menjalani proses rehabilitasi di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) di Tridadi, Kabupaten Sleman.

Baca juga: Tahanan Lapas Cebongan Sleman Kabur Saat Membangun Pos Pengamanan

Berita Rekomendasi

Rehabilitasi dilakukan setelah proses hukum remaja yang terjerat kasus kejahatan jalanan selesai.

"Di sana nanti bisa berbulan-bulan, kalau untuk yang bersama TNI hanya 7 hari," ujarnya.

Meski tahun ini sudah dapat dimulai, namun peserta pembinaan diakuinya belum ada.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY untuk merekomendasikan siswa-siswa yang butuh dilakukan pembinaan.

"Yang jelas untuk pembinaan bersama TNI dan Disdikpora ada 150 anak untuk tahun ini, anggarannya saya kurang jelas," ungkap Erlina.

Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, menanggapi sebenarnya di beberapa sekolah sudah melakukan cara pembinaan siswa bersama TNI.

Pembinaan dilakukan bagi para siswa yang melakukan pelanggaran berat dan berlangsung lebih dari satu kali.

"Mereka yang melakukan pelanggaran kesekian kali sesuai kesepaktan kode etik sekolah, maka mereka masuk pembinaan itu," ujarnya.

Tahun ini, Disdikpora DIY mencari 150 siswa berkelakuan kurang baik untuk dibina bersama TNI.

Disinggung mengenai anggaran yang disiapkan selama masa pembinaan, Didik menjelaskan nilai anggaran tak seberapa.

"Enggak besar, ya mungkin Rp 50 juta lebih. Untuk keperluan makan selama 7 hari kan itu. Kami juga nggak terus mencari 150, adanya berapa ya itu akan dimasukan," terang dia.

Dia menegaskan upaya yang dilakukan bukan kegiatan wajib militer hanya sebatas pembinaan terkait wawasan kebangsaan dan penanaman cinta tanah air kepada siswa yang telah berbuat amoral.

Baca juga: Korban Tewas di Kerangkeng Diduga Lebih dari 3 Orang, Bupati Langkat Bersikeras Itu Tempat Pembinaan

"Bukan wajib militer. Ini upaya menyalurkan energi positif.

Mungkin dengan sering berkawan dengan tentara, mereka berdiskusi ini loh berlatih bela negara dan mudah-mudahan bisa menyadarkan mereka," ujarnya.

Pihaknya optimis langkah itu dapat memutus mata rantai aksi kejahatan jalanan yang dilakukan oleh kalangan pelajar.

"Beberapa pengalaman sekolah dan masukan mereka cukup efektif, makanya kami ambil alih program itu," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Remaja Bandel dan yang Terlibat Aksi Klitih Bakal Dimasukkan ke Panti Rehabilitasi dan Dibina TNI

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas