Hindari Berbuat Nakal, Pembeli Minyak Goreng di Majalengka harus Celupkan Jari Kelingking di Tinta
Minyak goreng murah memang menjadi barang yang langka hari-hari ini dan kalau pun ada, harganya Rp 20 ribuan seliternya, bahkan lebih
Editor: Eko Sutriyanto
Imah berharap, kondisi seperti ini bisa segera berlalu.
"Harapannya semoga enggak kayak gini lagi. Mudah-mudahan cepet biasa lagi, bisa belanja nyaman, enggak perlu dateng pagi-pagi buat beli minyak goreng," ujarnya.
Sama senada dikatakan Sinta (26). Ia bahkan rela datang jauh-jauh dari rumahnya di Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka.
Seperti pembeli lainnya, ia juga dibatasi hanya bisa membeli maksimal 2 liter minyak goreng kemasan harga Rp 14 ribu per liternya.
"Saya tahu kalau di sini (supermarket Jatiwangi) ada jual minyak. Ya sudah saya datang tadi pagi-pagi jam 06.30 WIB,
Alhamdulillah dapat jam 08.30 WIB," jelas Sinta.
Buyer supermarket tersebut, Mila Aryani, mengatakan setiap hari mereka menyediakan 100-200 karton minyak goreng.
Ia memastikan, tak ada kelangkaan minyak goreng seperti yang ramai dibicarakan masyarakat akhir-akhir ini.
Baca juga: Pegawai Minimarket Panik saat Disidak, Petugas Temukan Puluhan Liter Minyak Goreng di Gudang
"Sebenarnya bukan langka si, setiap hari kita sediakan 100 hingga 200 karton.
Tapi itulah, ketika datang, habis lagi dalam waktu satu jam," katanya.
Agar tak ada konsumen yang nakal datang berkali-kali membeli minyak goreng, pihak supermarket melakukan penandaan.
Setiap pembeli diminta mencelupkan jari kelingkingnya ke tinta, seperti saat pemilu. (eki yulianto/tribun cirebon)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Antre Minyak Goreng di Majalengka Seperti Pemilu, Jari Dicelup Tinta biar yang Nakal Ketahuan