Pengakuan Guru Ngaji Jadi Korban Pembacokan Orangtua Murid di Banten: Perut Dibacok Tapi Tak Mempan
Eka Amdani (42) seorang guru ngaji terlibat pertengkaran hingga berujung menjadi korban pembacokan tetangganya berinisial BS.
Editor: Adi Suhendi
Eka menegaskan, golok yang dibawanya bukan untuk menantang atau menyerang BS.
Melihat hal tersebut, BS langsung merampas golok dari tangan Eka dan langsung melakukan pembacokan.
"BS langsung merampas golok saya, terus ngebacok saya. Saya dibacok pada bagian perut tapi enggak mempan, terus ke kepala. Saya coba tangkis dan rebut goloknya, makanya tangan saya luka," katanya.
Akibat peristiwa tersebut, Eka harus dirawat di RSUD Adjidarmo dan kepalanya mendapat beberapa jahitan.
Baca juga: Kronologi Guru Ngaji di Lebak Diserang dan Dibacok hingga Kepalanya Dijahit
Eka pun melaporkan BS ke polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Rangkasbitung, Didin Sarmudin, meminta pelaku untuk dihukum seberat-beratnya.
"Anaknya ngaji di situ, tapi ustaznya dibacok," ujarnya.
Tak terima anak dituduh
AT, istri BS, mengatakan suaminya melakukan hal itu karena tidak terima anaknya dituduh yang tidak benar.
Selain itu, BS mengira Eka akan menyerangnya menggunakan golok.
"Sebagai keluarga tidak terima kalau anak dituduh yang enggak-enggak. Makanya sekarang kalau mau damai ayo, kalau mau tempuh jalur hukum juga ayo," katanya.
Kasat Reskrim Polres Lebak AKP Indik Rusmono mengatakan pihaknya masih menangani kasus tersebut.
“Mereka berkelahi, jadinya saling lapor. Sekarang kita sedang tindak lanjuti,” ujarnya. (Tribunbanten.com/ Nurandi)
Sebagaian dari artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Begini Kronologi Penyerangan dan Pembacokan Guru Ngaji di Lebak hingga Kepalanya Harus Dijahit