Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anak Buah Kolonel Priyanto Ceritakan Proses Pencarian Sungai hingga Sejoli Handi-Salsabila Dibuang 

Kolonel Priyanto sempat cari sungai lewat Google Maps di ponselnya usai menolak saran sopirnya bawa Handi Saputra dan Salsabila ke Puskesmas

Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Anak Buah Kolonel Priyanto Ceritakan Proses Pencarian Sungai hingga Sejoli Handi-Salsabila Dibuang 
TRIBUNBANYUMAS/Ist. Denpom IV/1 Purwokerto
Proses rekonstruksi pembuangan jenazah sejoli korban kecelakaan di Nagreg, Jawa Barat yang dilakukan ketiga pelaku oknum TNI di TKP pembuangan Jembatan Sungai Tajum, Desa Menganti, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Senin (3/1/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kopda Andreas Dwi Atmoko menceritakan detik-detik sebelum terjadinya
tabrakan yang menewaskan sejoli Handi Saputra (18) dan Salsabila (14) di Nagreg
Jawa Barat.

Dalam kesaksiannya di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta Timur, anak buah Kolonel Priyanto itu menceritakan bagaimana sang kolonel sempat mencari sungai lewat aplikasi Google Maps di ponselnya usai menolak saran sopirnya membawa Handi Saputra dan Salsabila ke Puskesmas Limbangan.

Mulanya, Hakim Ketua Pengadilan Militer Tinggi II menanyakan kronologi kecelakaan lalu lintas.

Andreas lantas menjelaskan mobil yang ia kendarai menabrak sejoli itu dari arah berlawanan.

Handi dan Salsa kemudian diangkat ke dalam mobil.

Menurut Andreas, saat itu Salsa sudah meninggal.

"Setahu saya sudah meninggal," kata Andreas yang dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan Selasa (15/3) kemarin.

Baca juga: Pengakuan Kopda Andreas, Sempat Memohon Agar Kolonel Priyanto Urungkan Niat Buang Jasad Sejoli

Berita Rekomendasi

Andreas mengungkapkan bahwa Priyanto sejak awal memang sudah berniat membuang Handi dan Salsabila di sungai.

Hal itu terungkap ketika Andreas yang duduk di kursi sopir membawa mobil dan mencari Puskesmas usai menabrak Handy dan Salsabila.

Namun saat baru berjalan sekitar satu kilometer, Kolonel Priyanto meminta mobil berhenti dan mengambil alih setir dan perjalanan dilanjutkan.

Setelah itu Andreas mengaku melihat Puskesmas dan meminta Priyanto berhenti untuk membawa korban ke petugas medis.

Namun di bawah kendali Priyanto mobil terus melaju.

"Saya melihat melewati Puskesmas. Saya juga mohon izin ada Puskesmas, kita harus bawa ke Puskesmas tapi beliau tidak mengindahkan masih lanjut jalan," kata Andreas.

Baca juga: Kopda Andreas Menangis di Sidang saat Ceritakan Momen Kolonel Priyanto Buang Jasad Sejoli ke Sungai

Priyanto justru memerintahkan agar Andreas diam dan mengikutinya.

Ketika Andreas bertanya kepada Priyanto tujuannya setelah menolak sarannya untuk membawa Handi
dan Salsabila ke Puskesmas Limbangan.

"Tujuannya ke mana Bapak? Nanti kita bawa ke sungai di Jawa Tengah," kata Andreas menirukan jawaban Priyanto.

Andreas mengaku sudah memohon agar membawa korban ke Puskesmas.

"Sudah diam, ikuti saya!," kata Andreas menirukan Priyanto.

Andreas juga menjelaskan bahwa Handi dan Salsa pasti akan dicari.

Saat itulah tangis Andreas pecah. Ia terdengar terisak dan tangannya menyeka air mata di depan hakim.

Andreas mengatakan ia khawatir akan terjerat masalah di kemudian hari sementara ia memiliki anak dan istri.

"Saya sudah menjelaskan ini anak orang pasti dicari," kata Andreas menangis.

Namun, Priyanto tidak menggubris. Ia meminta agar Andreas tidak cengeng dan mengatakan ia pernah mengebom rumah orang.

"Kamu enggak usah cengeng saya pernah nge-bom (rumah) tapi tidak ketahuan," kata Andreas mengutip
Priyanto.

Baca juga: Kolonel Priyanto Penabrak Sejoli di Nagreg Terancam Hukuman Mati, Didakwa Pembunuhan Berencana

Usai menolak permohonan sopirnya membawa Handi dan Salsabila ke Puskesmas, Priyanto kemudian menyuruh sopirnya berhenti mengendarai mobil.

Priyanto kemudian menggantikan Andreas di kursi kemudi. Setelah itu di bawah kendali Priyanto mobil terus melaju dan mencari sungai di Jawa Tengah tempat tubuh Handi dan Salsa dibuang.

Andreas mengatakan mereka juga sempat berhenti di sebuah toko karena Priyanto ingin buang air kecil.

Setelah itu, Andreas kembali mengemudikan kendaraan dan Priyanto duduk di kursi penumpang di sampingnya.

Andreas kemudian ditanya ketua majelis hakim tentang apa yang dilakukan Priyanto saat duduk kursi tersebut.

"(Terdakwa) Mencari sungai pakai Google Maps," jawab Andreas.

Hakim kemudian menanyakan apa maksudnya.

"Untuk membuang," jawab Andreas.

Baca juga: Kronologi Lengkap Perjalanan Kolonel Priyanto Hingga Tabrak dan Buang Handi-Salsabila ke Sungai

Hakim menanyakan lagi apakah mereka menemukan sungai tersebut.

Andreas mengatakan pertama mereka tidak menemukan sungai dan masuk ke jalan perkampungan.

Mereka kemudian kembali ke arah jalan raya menuju Banyumas.

Setelah tiba di Banyumas mereka kemudian melewati Jembatan Serayu yang besar.

Namun niat mereka untuk membuang Handi dan Salsabila pergi dari sana karena masih ada sejumlah orang di lokasi.

Andreas kemudian memutar balik kendaraan mereka ke arah Jawa Barat karena bingung.

Tak jauh dari sana, kemudian mereka menemukan jembatan lainnya.

Kendaraan tersebut kemudian diputar arah dan diparkir di tengah-tengah jembatan.

Di sanalah mereka kemudian membuang Handi dan Salsabila ke sungai di bawahnya.

Hingga akhirnya jenazah Handi dan Salsabila ditemukan di dua lokasi terpisah di aliran Sungai Serayu.

Baca juga: Terungkap di Persidangan, Kolonel Priyanto Sempat Jemput Teman Wanitanya Sebelum Kecelakaan Nagrek

Priyanto sendiri tidak membantah semua keterangan yang disampaikan Andreas
tersebut.

"Siap. Tidak ada (yang dibantah)" jawab Priyanto ketika ditanya hakim di ruang sidang.

Kolonel Priyanto sebelumnya didakwa dengan pasal berlapis karena telah membunuh dua remaja sipil yang merupakan pasangan sejoli di Nagreg, Jawa Barat, Handi dan Salsabila.

Priyanto didakwa dengan Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, Pasal 333 KUHP, dan Pasal 181 KUHP.

Sebagai informasi, tiga prajurit TNI Priyanto, Andreas, dan Sholeh ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana.

Mereka membuang Handi dan Salsa yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas ke sungai di Jawa Tengah.(tribunnetwork/git/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas