Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seorang Berkostum Boneka Ipin Upin di Magelang Jalan Sempoyongan, Satpol PP Beberkan Faktanya

Terkuaknya fenomena boneka upin-ipin setelah petugas mencoba mendekati salah satu oknum karena rasa iba namun mereka enggan membuka topeng

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Seorang Berkostum Boneka Ipin Upin di Magelang Jalan Sempoyongan, Satpol PP Beberkan Faktanya
Dokumentasi Satpol PP Kota Magelang
Pengemis badut Upin-Ipin saat diamankan petugas pada Minggu (20/03/2022) 

Semuanya dalam keadaan sehat, tidak seperti saat memakai kostum kelihatan seperti orang kecapekan,"tuturnya.

Bahkan, mereka pun berpindah-pindah dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menipu dengan kedok menjual rasa iba.

"Oknum ini sudah terorganisir, bukan hanya di Kota Magelang mereka juga melancarkan aksinya di Jakarta dan Bandung.

Mereka menggunakan 2 mobil untuk alat mobilitas serta  untuk mendrop para 'boneka-boneka upin-ipin' di lokasi yang sudah ditargetkan,"terangnya.

Tak hanya itu, lanjut Singgih, para oknum juga mempelajari bagaimana cara berjalan agar bisa menarik perhatian masyarakat.

"Sudah tersistem dan rapi sekali, dari cara berjalan (biar kelihatan sempoyongan) hingga lokasi yang bisa mengundang simpatik masyarakat sudah dipikirkan. Mereka pun (oknum pengemis) punya buku, di situ ditulis semua bagaimana mengemis itu,"ucapnya.

Sementara itu, ia menjelaskan, cara kerja para oknum pengemis ini, mulai beraksi sekitar pukul 4 sore agar seakan-akan terlihat  sudah seharian bekerja dan kelelahan.

Berita Rekomendasi

Padahal, para oknum tersebut baru akan memulai bekerja untuk menipu orang lain.

Baca juga: 9 WNI Sudah Dipindahkan dari Pabrik ke Bunker Aman di Chernihiv Ukraina

"Mereka (para oknum pengemis) sengaja mulai ke luar sore hari sampai malam hari, itu memang modusnya.

Kalau di Kota Magelang mereka tersebar di kawasan jalan Gatot Subroto, Urip Sumoharjo, dan Jenderal Ahmad Yani.

Mereka ini, sudah semingguan seperti ini,"tuturnya.

Ia menambahkan dalam sehari, para oknum tersebut bisa mendapatkan uang sebesar Rp400 ribu-500 ribu per orang.

Nantinya, uang tersebut akan diberikan dulu kepada koordinatornya.

"Kalau sudah dapat uang nanti disetor  dulu ke koordinatornya, baru dibagi-bagi,"ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas