7 Fakta Perang Sarung di Slawi Tewaskan Siswa SMK, Sang Paman Sebut Korban Sosok yang Tak Neko-Neko
Setelah pengambilan jenazah korban dan disalatkan, selanjutnya akan langsung dimakamkan di pemakaman kelurahan setempat
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Desta Leila Kartika
TRIBUNNEWS.COM, TEGAL - Remaja berinsial CS (16) warga kelurahan Procot, Kecamatan Slawi dan saat ini duduk di bangku kelas 12 salah satu SMK Negeri di Slawi tewas terlibat bentrok di di depan SMPN 3 Slawi, Minggu dini hari (10/4/2022) sekitar pukul 03.00 WIB ini.
Kasat Reskrim Polres Tegal, AKP I Dewa Gede Ditya Krishnanda mengatakan, sebelum dibawa ke rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia, korban mengikuti perang sarung antar dua kelompok remaja dari Kelurahan Procot dan Kagok.
Berikut deretan fakta-faktanya :
1. Memasuki tahapan pemanggilan saksi
Penanganan kasus keributan atau perang sarung yang dilakukan oleh dua kelompok remaja di depan SMPN 3 Slawi Kabupaten Tegal pada Minggu (10/4/2022) dini hari kemarin, dan menyebabkan satu orang tewas memasuki tahap pemanggilan saksi.
Kasat Reskrim Polres Tegal, AKP I Dewa Gede Ditya Krishnanda, saat ditemui Tribunjateng.com, Senin (11/4/2022) mengatakan, pihaknya sudah mengamankan sekitar 19 orang untuk dilakukan pendalaman kasus, pemeriksaan, pendataan, termasuk pengambilan sidik jari.
Baca juga: 6 Pelajar di Bantul yang Bersiap Perang Sarung Diamankan Polisi di Basecamp
Adapun beberapa langkah tersebut dalam rangka penyelidikan untuk mengungkap peristiwa yang terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.
"Ya sementara 19 orang ini kami mintai keterangan. Nantinya kami undang orangtua masing-masing dan pihak sekolah. Dari hasil pemeriksaan kami akan langsung mengadakan gelar perkara, dan jika sudah mengarah ke tersangka akan kami tetapkan sebagai tersangka untuk proses hukum lebih lanjut," ungkap Kasat Reskrim, AKP Dewa, pada Tribunjateng.com, Senin (11/4/2022).
2. Hasil otopsi korban meninggal karena benda tumpul
Sementara itu, terkait hasil otopsi yang dilakukan di ruang pemulasaran jenazah RSUD dr Soeselo Slawi, menurut Kasat Reskrim korban meninggal akibat pendarahan di bagian kepala.
Ditanya apakah luka karena batu yang diletakkan di sarung atau senjata tajam, Kasat Reskrim menegaskan bukan karena batu atau senjata tajam melainkan benturan benda tumpul.
Petugas pemularasan jenazah RSUD dr Soeselo Slawi, Ida, mengatakan korban sempat mendapat perawatan di ruang mawar sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Di tubuh korban terdapat beberapa luka seperti lecet, luka dibagian hidung, bibir, dan yang paling parah dibagian kepala belakang.