Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

7 Fakta Perang Sarung di Slawi Tewaskan Siswa SMK, Sang Paman Sebut Korban Sosok yang Tak Neko-Neko

Setelah pengambilan jenazah korban dan disalatkan, selanjutnya akan langsung dimakamkan di pemakaman kelurahan setempat

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in 7 Fakta Perang Sarung di Slawi Tewaskan Siswa SMK, Sang Paman Sebut Korban Sosok yang Tak Neko-Neko
Tribun Jateng/ Desta Leila Kartika
19 orang remaja yang status saat ini masih menjadi saksi, dikumpulkan di halaman Satreskrim Polres Tegal, Senin (11/4/2022). Adapun mereka yang terlibat perang sarung Minggu (10/4/2022) dini hari di depan SMPN 3 Slawi dan menewaskan satu orang remaja. 

"Luka yang paling parah dibagian kepala, kalau di punggung atau bagian tubuh lainnya tidak ada luka sabetan atau apa," kata Ida.

3. Cari Barang bukti 

Sampai saat ini, Satreskrim Polres Tegal masih terus melakukan penyelidikan termasuk barang bukti yang digunakan apakah memang ada yang membawa batu dan senjata tajam atau tidak. 

 Adapun sejauh ini barang bukti yang diamankan yaitu sarung milik 19 orang saksi yang pada saat kejadian mereka bawa.

"Intinya saat ini kami masih proses pendalaman terkait siapa yang melakukan kekerasan hingga korban meninggal dunia.

Nantinya setelah kami ketahui, pasti akan dilakukan gelar perkara ungkap kasus," ujarnya.

4. Perang sarung direncanakan

BERITA REKOMENDASI

Terpisah, teman korban yang pada saat kejadian juga ikut berada di lokasi, Gofur (17), menceritakan bahwa sebelumnya ia dan teman-temannya yang lain sudah janjian terlebih dahulu untuk mengadakan perang sarung.

Baca juga: 6 Bocil Diamankan Usai Perang Sarung Berisi Batu di Indramayu, Orangtua Pelaku Dipanggil Polisi

Kemudian pada Minggu (10/4/2022) Gofur diberitahu oleh salah satu temannya bahwa perang sarung jadi diadakan dan berlokasi di depan SMPN 3 Slawi.

5. Perang sarung melibatkan remaja 2 kalurahan

Kedua kelompok yang terlibat perang sarung yaitu remaja dari Kelurahan Procot dan Kagok.

"Sebelum perang sarung, ada persyaratan yaitu minimal harus ada 10 orang per kelompok.


Sedangkan yang di kami (kelurahan Procot) hanya sembilan orang saja. Kami hanya membawa sarung saja, tidak ada batu atau senjata tajam lainnya.

Saya tahu teman ada yang luka, kondisinya korban mengeluarkan darah dari mulut, dan mulut sebelah kanan juga luka, tapi untuk luka di bagian kepala saya tidak lihat karena posisinya gelap," terang Gofur.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas