7 Fakta Perang Sarung di Slawi Tewaskan Siswa SMK, Sang Paman Sebut Korban Sosok yang Tak Neko-Neko
Setelah pengambilan jenazah korban dan disalatkan, selanjutnya akan langsung dimakamkan di pemakaman kelurahan setempat
Editor: Eko Sutriyanto
"Luka yang paling parah dibagian kepala, kalau di punggung atau bagian tubuh lainnya tidak ada luka sabetan atau apa," kata Ida.
3. Cari Barang bukti
Sampai saat ini, Satreskrim Polres Tegal masih terus melakukan penyelidikan termasuk barang bukti yang digunakan apakah memang ada yang membawa batu dan senjata tajam atau tidak.
Adapun sejauh ini barang bukti yang diamankan yaitu sarung milik 19 orang saksi yang pada saat kejadian mereka bawa.
"Intinya saat ini kami masih proses pendalaman terkait siapa yang melakukan kekerasan hingga korban meninggal dunia.
Nantinya setelah kami ketahui, pasti akan dilakukan gelar perkara ungkap kasus," ujarnya.
4. Perang sarung direncanakan
Terpisah, teman korban yang pada saat kejadian juga ikut berada di lokasi, Gofur (17), menceritakan bahwa sebelumnya ia dan teman-temannya yang lain sudah janjian terlebih dahulu untuk mengadakan perang sarung.
Baca juga: 6 Bocil Diamankan Usai Perang Sarung Berisi Batu di Indramayu, Orangtua Pelaku Dipanggil Polisi
Kemudian pada Minggu (10/4/2022) Gofur diberitahu oleh salah satu temannya bahwa perang sarung jadi diadakan dan berlokasi di depan SMPN 3 Slawi.
5. Perang sarung melibatkan remaja 2 kalurahan
Kedua kelompok yang terlibat perang sarung yaitu remaja dari Kelurahan Procot dan Kagok.
"Sebelum perang sarung, ada persyaratan yaitu minimal harus ada 10 orang per kelompok.
Sedangkan yang di kami (kelurahan Procot) hanya sembilan orang saja. Kami hanya membawa sarung saja, tidak ada batu atau senjata tajam lainnya.
Saya tahu teman ada yang luka, kondisinya korban mengeluarkan darah dari mulut, dan mulut sebelah kanan juga luka, tapi untuk luka di bagian kepala saya tidak lihat karena posisinya gelap," terang Gofur.