Polisi Gelar Rekonstruksi, Kecelakaan Truk di Pegunungan Arfak Diduga karena Overloading
Kendaraan mobil truk seharusnya tidak boleh mengangkut manusia sebanyak 34 orang.
Editor: Dewi Agustina
Bahkan lanjutnya, dari keseluruhan korban terdapat satu korban dalam posisi terjepit dengan badan truk.
Korban tewas pun termasuk seorang bocah dan sang ibu.
"Kita berhasil mengevakuasi 13 jenazah dari lokasi tersebut," ujar Marthinus, kepada awak media, Rabu (13/4/2022).
Sementara, tiga korban lain telah dilarikan ke RS Pratama baru meninggal.
Kronologi dan Dugaan Kelebihan Muatan
Kapolres Manokwari AKBP Parisan Herman Gultom mengatakan pengemudi truk kehilangan kendali, hingga akhirnya menabrak tebing.
Tepatnya truk yang melaju dari arah Distrik Minyambouw dengan tujuan pusat kota, di jalan turunan kilometer 10 melewati Kampung Duadbey, truk kehilangan kendali.
Pada saat kejadian, kata Gultom, pengemudi truk menggunakan perseneling gigi tiga dengan kecepatan tinggi. Akibatnya, saat jalan menikung, mobil tersebut langsung oleng ke sebelah kanan.
"Pengemudi mencoba menguasai kemudi, namun karena volume muatan kendaraan berat sehingga kendaraan meluncur hilang kendali dan menabrak tebing," jelasnya.
Baca juga: Kecelakaan Maut Tewaskan 18 Orang di Pegunungan Arfak Papua Barat, Polisi Ungkap Penyebabnya
Gultom mengatakan, truk tersebut melebihi kapasitas, lantaran memuat 34 penumpang yang terdiri dari 32 orang dewasa, satu balita.
Bukan itu saja, pada truk itu juga terdapat barang berupa 103 batang kayu, rangkaian pelat besi cor ukuran 16 milimeter, satu unit sepeda motor Yamaha Jupiter warna biru, dan satu unit chainsaw atau gergaji mesin, dikutip dari Kompas.com.
Identitas 18 Korban Tewas
1. Andre (sopir truk), asal Atambua (NTT), usia 27 tahun, alamat Arowi
2. Servasius Lelok, asal Atambua (NTT), usia 40 tahun, alamat Sowi 4