Kasus Ujang Sarjana Ditangkap: Keluarga Sebut Karena Tolak Pungli, Satpol Tegaskan Rebutan Lapak
Belakangan, Ujang Sarjana disebut adalah seorang preman dan ditangkap karena kasus pengeroyokan.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Keluarga Ujang Sarjana mengadu kepada Presiden Joko Widodo, Jumat (22/4/2022).
Keluarga mengadu bahwa Ujang Sarjana ditangkap polisi karena menolak pungutan liar (pungli).
Belakangan, Ujang Sarjana disebut adalah seorang preman dan ditangkap karena kasus pengeroyokan.
Keluarga histeris mengadu
Video seorang pedagang yang curhat secara histeris ke Presiden Jokowi saat blusukan di Pasar Bogor.
Rupanya, sosok wanita yang menyampaikan curahan hatinya ke Jokowi itu bukan warga biasa.
Baca juga: Profil Kapolresta Bogor Kombes Susatyo Purnomo Condro, Sebut Kasus Ujang Sarjana Sesuai Prosedur
Wajahnya sudah dikenali oleh Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Muzakkir.
Itu artinya, pedagang tersebut bukan orang asing di Pasar Bogor.
Pedagang di Pasar Bogor itu menyampaikan bahwa pamannya ditahan Polisi.
Rupanya ia bersama sang paman merupakan PKL di Pasar Bogor yang sering berurusan dengan petugas.
Pada video yang viral di media sosial, mereka mengklaim pamannya di penjara karena menolak memberi pungutan liar ( pungli).
Namun menurut Muzakkir, sang paman di penjara lantaran kasus pengeroyokan.
Ia juga mengatakan kalau penahanan tersebut sudah sesuai dengan kasus yang terjadi.
Bahkan kasus ini sudah dalam tahap proses persidangan.
Baca juga: Polisi Pastikan Kasus Pedagang Pasar Bogor Yang Ditangkap dan Klaim Tolak Pungli Sah Secara Hukum
Momen curhatan tersebut terjadi ketika Presiden Jokowi menyerahkan bantuan langsung tunai atau BLT minyak goreng pada Kamis (21/4/2022).
Saat itu Jokowi didampingi Seskab Pramono Anung, Wali Kota Bogor Bima Arya dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.
Jokowi sempat meninjau dan membagikan souvenir kepada pedagang di Pasar Bogor.
Ketika itulah ada seorang pria dan wanita mengenakan pakaian merah yang berteriak histeris pada Jokowi.
"Pak, Pak Jokowi, Pak tolong kami. Om kami ditangkap polisi. Ditangkap polisi," ujar pedagang kepada Jokowi sambil menangis histeris.
Jokowi lantas berhenti dan berupaya untuk menenangkan keduanya.
"Tenang, tenang, tenang," kata Jokowi.
"Paman kami menolak pungli ditangkap polisi. Kami bingung. Sudah tiga bulan lebih di penjara. Bingung Bapak," ulang pedagang tersebut masih dalam tangisnya.
"Yang ditangkap siapa?" tanya Jokowi.
Baca juga: Pedagang Pasar Bogor Curhat ke Jokowi Keluarga Ditangkap karena Menolak Pungli, Ini Kata Polisi
"Om kami menolak pungli ditangkap polisi," jawab pedagang.
Jokowi kemudian meminta Pramono Anung untuk mencatat keluhan pedagang itu.
"Yang di penjara siapa?" tanya Pramono.
"Namanya?" ulang Pramono.
"Ujang Sarjana Bapak. Mana mau Lebaran anaknya ada empat," kata pedagang itu lagi.
Pramono kembali mencatat keluhan pedagang tersebut.
Sementara Jokowi berkata, "yaa..yaa," sambil menelungkupkan tangan memberi tanda jika aspirasi pedagang telah dicatat.
"Kami mohon Bapak bisa bantu kami. Hanya bapak yang bisa bantu kami," tambah pedagang itu.
"Bapak bisa bantu kami?" tanyanya lagi.
Baca juga: Bukan Pungli, Pedagang Yang Ditangkap di Bogor Diduga Pelaku Penganiayaan Karena Berebut Lahan
Sementara itu, laki-laki yang mendampingi pedagang itu mengucapkan terima kasih.
"Panjang umur Pak Jokowi. Om kami menolak pungli Pak. Kita punya bukti bukti semua Pak. Terima kasih banyak Pak," katanya.
Sosok Pedagang yang Curhat ke Jokowi
Sementara itu, menurut Muzakkir, wanita tersebut merupakan pedagang ilegal di Pasar Bogor yang kerap melawan petugas saat ditertibkan.
Baca juga: Bobby Nasution Copot Dua Pejaba di Pemkot Medan: Ada Dugaan Jual Beli Jabatan dan Pungli
Bahkan Muzakkir mengklaim kalau dirinya memiliki video saat pedagang itu melawan petugas.
Ia juga menjelaskan, mereka termasuk dengan pamannya yang di penjara adalah pedagang kaki lima ( PKL ) yang berdagang di lapak ilegal.
Muzakkir mengatakan kasus yang menimpa Ujang Sarjana adalah pengeroyokan.
Ia dilaporkan sejumlah kelompok karena keributan yang terjadi pada November 2021.
"Kasus itu saya dengar ribut sesama PKL, rebutan lapak, akhirnya pengeroyokan, ada yang lapor polisi, sempat peninjauan ulang kalah juga makanya dia (Ujang) ditahan," kata Muzakkir saat dihubungi TribunnewsBogor.com.
Muzakkir menekankan pihaknya sudah berulangkali menertibkan lapak liar milik Ujang.
"Kalau kemarin seakan menangis ngomong ke Jokowi itu pedagang pasar ilegal yang ditertibkan Satpol PP selalu melawan, saya punya videonya," katanya.
Muzakkir menjelaskan Ujang Sarjana terlibat keributan dengan oknum yang diduga adalah preman.
Ia tak memungkiri bahwa di luar Pasar Bogor memang masih marak pungli, terutama pada PKL yang tidak terdaftar di Pasar Bogor.
Baca juga: Bukan Pungli, Pedagang Yang Ditangkap di Bogor Diduga Pelaku Penganiayaan Karena Berebut Lahan
"Udah dari dulu lapor Polisi, kategori pungli itu," katanya.
Pengacara Ujang Sarjana Minta Bima Arya Buka Mata Soal Pungli
Sementara itu kuasa hukum Ujang Sarjana, Emiral Rangga Ranggono mengatakan cekcok yang melibatkan kliennya terjadi pada 26 November 2021.
"Proses hukumnya sudah pemeriksaan di persidangan baru agenda tanggapan atas eksespsi yang disampaikan," kata Emiral saat dihubungi TribunnewsBogor.com.
Emiral menekankan kliennya merupakan pedagang di Pasar Bogor.
"Yang pasti dia punya lapak , keseharian dagang buah setiap hari di sana berjualan, bersama keponakan, kakak dan saudaranya," kata Emiral.
Kronologi versi Ujang, kata Emiral, berawal ketika sekelompok orang diduga preman menjual air mineral hingga plastik secara paksa.
Kedua barang itu pun dijual dengan harga tak normal pada PKL.
Baca juga: Oknum Anggota DPRD Diduga Pungli Parkir di Pasar Mranggen Demak, Begini Penjelasan Pengelola
"Katanya Ujang, mencegah, jangan melakukan itu kalau mau jualan jangan maksa. dicegah setelah itu ujang menyahut menegur," kata Emiral.
Penuturan Ujang Sarjana, tindakan itu sudah terjadi selama bertahun-tahun di Pasar Bogor.
"Dari situ memantik kemarahan, mereka (preman) membawa sebilah golok, tapi berhasil dilerai sama pak Ade Kanafi. dari pihak mereka memukul slaah satu pedagang," katanya.
Anehnya, kata Emiral, pedagang yang dipukul itu sudah diperiksa namun kini statusnya justru masuk daftar pencarian orang ( DPO ).
"Banyak keganjilan, menurut kami ada rekayasa," kata Emiral.
Ujang Sarjana merupakan warga Rancamaya.
Ia sudah memiliki dua anak dan istrinya seorang ibu rumah tangga.
Emiral menyayangkan statment Wali Kota Bogor Bima Arya yang menyebut tak ada pungli di Pasar Bogor.
"Coba Wali Kota malam-malam mengendap-endap tanpa bawa jajarannya," kata Emiral.
Respons Bima Arya
Wali Kota Bogor Bima Arya secara tegas mengingatkan akan sanksi dari pungli tersebut kepada semua pihak.
"Tetapi tidak boleh mengintimidasi, tidak boleh menekan, dan sama itupun berlaku bagi aparat. Aparat kami saya pastikan kalau terlibat pungli padti sanksinya keras," kata Bima Arya kepada wartawan, Jumat (22/4/2022).
Sanksi keras itu, tambah Bima Arya, berlaku kepada semua jabatan yang diemban oleh para aparat.
"Minimal dicopot dari jabatan. Bisa demosi juga. Bahkan kalau ada bukti-bukti lain bisa diberhentikan dari ASN," tegasnya.
Baca juga: Kapolda Jateng Sebut Jika Diperlukan One Way di Jalan Tol Saat Puncak Arus Mudik 28-30 April
Bima Arya juga menceritakan bahwa fenomena pungli ini bisa terjadi dimana saja.
"Jadi terjait dengan pungli tidak usah diragukan. Bahwa terjadi fenomena pungli mungkin saja dimana mana ada. Tapi laporkan pada kami kita akan tindak," tambahnya.
Meski begitu, kasus yang saat ini terjadi di Pasar Bogor, Bima Arya tidak menampik bahwasanya sistem mekanisme yang ada di Pasar Bogor memang semraut.
Walaupun, saat ini, Pasar Bogor terus diakselerasikan untuk terus dilakukan penataan.
"Terakhir, ini saya laporkan ke Bapak Presiden kemarin, Pasar Bogor ini adalah salah satu sumber kesemrawuran di pusat kota yang sekarang kita lakukan akselerasi percepatan untuk ditata dsn ditertibkan. Mengikuti penataan kawasan Suryakencana," tandasnya. (Tribun Bogor)