Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hilang 4 Bulan, Bocah 8 Tahun Dibawa Kabur Teman Dekatnya, Terpaksa Berjualan Pisang di Terminal

Seorang anak yang masih di bawah umur dibawa kabur oleh teman dekatnya. Hal itu diketahui setelah korban menghilang selama empat bulan.

Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Hilang 4 Bulan, Bocah 8 Tahun Dibawa Kabur Teman Dekatnya, Terpaksa Berjualan Pisang di Terminal
Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
Seorang bocah berumur 8 tahun di Lampung Selatan sempat dikabarkan hilang selama 4 bulan, diduga bocah tersebut dibawa oleh teman dekatnya. 

"Karena sudah pasti informasinya. Kita berangkat Sabtu 14 Mei 2022 kemarin, sekitar jam 3 siang."

"Jemput anak saya, izin sama pak RT yang kebetulan pemilik kontrakan kalau itu betul anak kita yang hilang. Nggak lama kita langsung pulang."

"Sampe di rumah kemarin subuh 17 Mei 2022, sekitar jam 4 sudah sampai di sini," ujarnya.

Ridwan membenarkan anaknya dibawa pergi oleh Helmi.

"Iya informasi dari pak RT itu anaka kita tinggal bareng Helmi," ujarnya.

Ridwan mengatakan, Helmi sudah 1 bulan menghilang, dan anaknya tinggal sendiri di kontrakan tersebut.

"Kata pak RT Helmi sudah sebulanan nggak pulang ke kontrakan itu. Jadi kondisinya anak kita itu sendiri di sana. Yang ngurus pak RTnya," katanya.

Berita Rekomendasi

Siti menceritakan apa yang disampaikan anaknya, bahwa anaknya tersebut terpaksa berjualan pisang dan air mineral di terminal untuk menyambung hidup.

"Nggak banyak yang diceritakan anak kita. Karena kondisinya mungkin masih trauma. Dikit-dikit dia cerita. Katanya dia naik bus."

Baca juga: Kisah Bocah Dibawa Kabur Teman Dekatnya Selama 4 Bulan, Terpaksa Berjualan Pisang di Terminal

Baca juga: Dijanjikan Kencan dengan Tarif Rp 1 Juta, IF Malah Tewas Dibunuh, Uangnya Rp 1,4 Juta Dibawa Kabur

"Cuma karena anak kita ini belum seberapa fasih membaca, dia tidak tahu naik bus jurusan ke mana. Yang jelas kata dia, mereka (anaknya dan Helmi) berangkat dari sini naik bus."

"Sampai di sana mungkin karena kekurangan biaya, mereka berjualan pisang, minuman-minuman gitu," katanya.

"Tapi sebulan belakang ini Helmi itu nggak pulang. Jadi anak kita yang ngurus pak RT. Kalau dari kondisi fisik kayaknya nggak ada bekas-bekas penganiayaan ya."

"Mau tanya lebih dalam lagi, takutnya dia masih trauma. Yang jelas kemarin dia sudah divisum luar kemarin, bersama rombongan KPAI, PPA, dan lainnya," ujarnya.

Siti mengucapkan terimakasih atas dukungan KPAI, PPA kabupaten, pihak sekolah, maupun pihak kepolisian yang telah membantu kepulangan anaknya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas