5 Lansia Kompak Mencuri di Supermarket Wilayah Blitar, Modus Sembunyikan Barang di Celana Kolor
Lima komplotan pengutil dengan modus menyembunyikan barang curian di celana kolornya, yang sudah diamankan di Polres Blitar ternyata bukan pemain baru
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Polres Blitar membongkar jaringan spesalis pencurian barang-barang di toko dan supermarket yang sudah malang melintang beraksi di Jakarta.
Uniknya, lima pelaku pencurian atau pengutil itu menerapkan modus memakai celana kolor agar bisa memasukkan barang saat beraksi.
Tak pernah terendus saat beraksi di ibu kota, ternyata cara jitu itu tidak berhasil di pedesaan Blitar.
Lima pelaku yang terdiri dari dua pria dan tiga perempuan itu tertangkap, Rabu (15/6/2022) lalu, setelah dikejar anak dari pemilik toko yang baru dibobol.
Terungkap dalam pemeriksaan kalau mereka tidak berusia muda, karena berusia antara 50 sampai 56 tahun dari berbagai daerah.
Baca juga: Pencurian Bagasi Penumpang Bandara Supadio Pontianak Libatkan 5 Porter dan Satu Petugas Aviantion
Lima komplotan pengutil dengan modus menyembunyikan barang curian di celana kolornya, yang sudah diamankan di Polres Blitar, Rabu (15/6/2022) lalu ternyata bukan pemain baru.
Dalam hasil pemeriksaan, Kamis (16/06/2022), mereka merupakan komplotan yang sudah lama malang melintang di Jakarta dengan aksi kejahatan serupa.
Mereka dari lima kota yang berbeda namun kompak melakukan kejahatan dengan mengutil karena bertemu di Jakarta.
Usianya sudah tak muda, rata-rata berusia antara 50 tahun sampai 56 tahun.
Jaringan pengutil bercelana kolor itu adalah Sulkan, warga Lingkungan Keputran Panjunan, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya. Dalam kelompok berkolor ini, Sulkan merupakan ketuanya dan ia dibantu Mujianto, seorang sopir asal Kampung Rawa, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Sedangkan tiga pelaku perempuan masing-masing adalah Yumi Legiasih (56), warga Kecamatan Kedamean, Gresik; Markamah, warga Krajan, Kecamatan Parengaan, Tuban; dan Alifah, warga Desa Prokimal, Kecamatan Lekok, Pasuruan.
"Sebelumnya mereka mengaku beraksi di Jakarta bersama, bahkan lupa berapa kali karena mungkin saking banyaknya. Lalu mereka coba-coba turun ke daerah karena ruang geraknya di Jakarta sudah sulit, meski belum pernah tertangkap" ujar seorang petugas Polres Blitar, Kamis (16/6/2022).
Tertangkapnya komplotan ini sebenarnya akibat salah perhitungan atau memandang remeh keamanan toko di daerah.
Saat beraksi di toko milik Haji Yanto, di Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Rabu (15/6/2022) lalu, mereka mengira bahwa tidak ada kamera CCTV.