Denin Setor Rp 13 Juta Demi Bekerja di Malaysia, Kapal yang Ditumpangi Tenggelam, 6 Rekannya Hilang
Denin sudah membayar uang senilai Rp 13 juta rupiah agar bisa diberangkatkan ke Malaysia. Namun kapalnya tenggelam dan 6 temannya hilang.
Editor: Dewi Agustina
Di tengah laut yang gelap gulita, gelombang disertai angin kencang pun menghantam kapal.
Menurut Denin, saat malam kejadian itu, rombongan calon PMI sudah histeris meminta tolong.
Hanya saja, dengan kondisi yang gelap gulita, hanya ada lautan dan angin kencang.
"Kapal kami mulai dihantam ombak kuat hingga terbalik. Saat itu, saya hanya ingat anak dan istri. Berdzikir juga. Kapal pun akhirnya terbalik. Nggak terungkapkan lah kejadian itu," kata Denin.
Jika mengingat kejadian malam itu, Denin merasa tak kuat menahan kepiluan hatinya.
"Kejam lah. Sudah keluar duit, malahan seperti ini yang terjadi. Alhamdullillah masih dapat selamat, masih bisa ketemu anak dan istri nanti setelah pulang," kata Denin dengan mata berkaca-kaca.
Dia menyebut, untuk bisa berangkat menjadi PMI ke Malaysia Denin mengaku telah mengeluarkan uang sebesar Rp 13 juta.
Uang tersebut telah ia bayar lunas pada agen penampung PMI di kampung halamannya bernama Tori.
"Saya langsung bayar cash itu. Kami, PMI bervariasi bayarnya. Ada yang bayar Rp 13 juta, ada yang Rp 8,8 juta dan ada juga yang Rp 6 juta, tergantung agen penampungnya," ujar Denin.
Denin mengaku uang yang ia gunakan membayar kepada agen penampung merupakan tabungan istrinya.
"Itu tabungan istri. Saya janji, nanti setelah kerja di Malaysia akan saya ganti. Namun ketimpa musibah begini, kemana saya harus meminta ganti?” ujar Denin menyesali peristiwa yang terjadi.
Menurut Denin, banyak warga dari Lombok tergiur untuk bekerja di Malaysia lantaran minimnya lapangan pekerjaan di kampung halaman.
"Di kampung paling bercocok tanam, tanam sayur. Palawija gitulah. Ditambah lagi banyak warga kami di Lombok yang kerja di Malaysia, makanya jadi tergiur ke sana, karena gajinya lumayan besar bisa bangun rumah," kata Denin.
Namun dengan adanya peristiwa ini, Denin mengaku ke depannya lebih memilih tinggal dan bercocok tanam di kampung halaman.
"Sudah lah. Kalau lewat jalur begini, bagus di kampung saja tanam sayur. Tapi kalau jalur resmi saya mau," tutur Denin. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Habiskan Rp 13 Juta Demi Bekerja di Malaysia, Denin : Kami Diperlakukan tak Manusiawi