Gempa Susulan di Lumajang Usai Gempa Magnitudo 5,4, Tak Berpotensi Tsunami
Gempa berkekuatan magnitudo 5.4 Guncang Barat Daya Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (9/7/2022) pukul 03.27 WIB, terjadi pula gempa susulan M 5,0.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Gempa susulan kembali mengguncang wilayah Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (9/7/2022) pagi.
Kali ini dengan kekuatan magnitudo 5,0.
Informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 05.50 WIB.
Lokasi tepatnya 163 km Barat Daya Lumajang, Jawa Timur di kedalaman 10 km.
Adapun sebelumnya gempa bermagnitudo 5,4 terjadi di Lumajang pada Sabtu dini hari pukul 03.27 WIB.
Lokasi gempa tepatnya 171 km Barat Daya Lumajang, Jawa Timur di kedalaman 10 km.
Baca juga: Taliban Sebut Upaya Penyelamatan Korban Gempa Afghanistan Hampir Rampung
Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Gempa ini dirasakan dalam skala MMI II di Karangkates, Kepanjen, Lumajang dan Blitar.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan meminta masyarakat menjauhi bangunan yang retak atau rusak.
Skala MMI Gempa
Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari:
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com, Milani Resti)