Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

2 Bulan Lebih Kasus Chikungunya di Kota Bima NTB Capai 442, Kasus Aktif Tinggal Belasan Orang

Selama periode 3 bulan yakni sejak periode setelah Idul Fitri hingga saat ini tercatat sebanyak 442 warga terjangkit chikungunya di Kota Bima.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 2 Bulan Lebih Kasus Chikungunya di Kota Bima NTB Capai 442, Kasus Aktif Tinggal Belasan Orang
IST
Nyamuk Aedes Aegypti. Selama periode 3 bulan yakni sejak periode setelah Idul Fitri hingga saat ini tercatat sebanyak 442 warga terjangkit chikungunya di Kota Bima. 

Sebelumnya, puluhan warga di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota Bima, terjangkit chikungunya.

Warga di Rt 03 Kelurahan Penaraga ini, awalnya dilaporkan tujuh orang saja yang terjangkit. 

"Tapi setelah kita turun, ternyata banyak. Totalnya ada 20 orang," ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima, Ahmad, pada Selasa (10/5/2022). 

Warga yang terdeteksi chikungunya ini, rata-rata mengalami demam, nyeri pada persendian, kaku pada seluruh badan seperti mengalami kelumpuhan. 

"Itu adalah gejala khas dari chikungunya," kata Ahmad. 

Sejauh ini, kasus ini belum terdeteksi di wilayah lain yang ada di Kota Bima

Jika melihat sejarah, Kota Bima pernah berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus Chikungunya, yakni pada tahun 2008 - 2009 lalu. 

Baca juga: 211 Warga Kota Sukabumi Terjangkit Chikungunya

Berita Rekomendasi

Saat itu hampir seluruh wilayah di Kota Bima, terdapat kasus yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut. 

"Nah baru muncul sekarang lagi," ujarnya. 

Pertumbuhan dan penularan Chikungunya ini, sangat bergantung pada kebersihan lingkungan. 

Khusus di Kelurahan Penaraga, jika melihat lingkungannya maka sangat berpotensi berkembangnya penyakit musiman seperti Chikungunya

Bahkan dalam lingkungan tinggal warga, ada kandang ternak sehingga membuat lingkungan tidak sehat. 

Ahmad berharap, Chikungunya ini tidak meluas ke wilayah lain. 

"Mudah sekali caranya, lakukan tiga M. Yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur wadah atau apapun yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti," pungkasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas