Sekdes di Klaten Ini akan Gunakan Uang UGR Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo untuk Bangun Pesantren
Jumakir mengaku ingin memajukan pendidikan karena sejak kecil ia belajar pendidikan agama sampai ke bangku perkuliahan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jogja Almurfi Syofyan
TRIBUNNEWS,COM, KLATEN - Tanah sawah digilas jalan tol Yogyakarta-Solo, Sekretaris Desa (Sekdes) Granting, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumakir akan menggunakan uang ganti rugi untuk membangun pesantren.
Jumakir memperoleh uang ganti rugi (UGR) tol Yogyakarta-Solo senilai Rp 2,4 miliar sebagai kompensasi dari tanah sawah miliknya seluas 2.450 meter persegi diterjang tol.
"Saya punya rumah quran, ini uangnya utamanya mau bikin pondok pesantren untuk pengembangan," ujar Jumakir saat Tribunjogja.com temui di sela pembayaran UGR tol di Balai Desa Granting, Selasa (12/7/2022).
Menurutnya, saat ini terdapat 130 santri yang belajar di rumah tahfiz Al-Huda miliknya dan baru-baru ini sudah ada 20 santri baru yang mendaftar sehingga terdapat 150 santri yang belajar.
Baca juga: 3 Ruang Belajar di Pondok Pesantren Nurul Tsaqalain Maluku Tengah Rusak Diterjang Longsor
Selama ini, lanjut Jumakir, para santri itu belajar di gazebo dan di rumah pribadinya.
"Ini untuk pengembangan fasilitas gedung, saya hanya punya 4 gazebo, musala dan rumah saat ini," jelasnya.
Terkait motivasinya membuat pesantren, Jumakir mengaku ingin memajukan pendidikan karena sejak kecil ia belajar pendidikan agama sampai ke bangku perkuliahan.
"Hidup harus bermanfaat bagi orang lain, saya memang punya cita-cita pengen punya pesantren, anak saya semuanya pendidikannya di pesantren dan alhamdulillah yang bungsu sudah hafal 3 juz," ulasnya.
Sawah tersebut, katanya termasuk sawah produktif karena bisa panen 2 sampai 3 kali dalam setahun.
"Nilai UGR-nya cukup besar, itu per meter diganti sekitar Rp 900 ribu, kalau harga tanah sawah normalnya di sini Rp 300 ribu," ucapnya.
Uang Rp 2,4 miliar itu tak semuanya ia gunakan untuk pengembangan pembangunan pesantren, sisanya untuk membeli sawah dan naik haji.
"Kalau haji saya sebenarnya sudah daftar dan ini masuk antrian sampai 15 tahun.
Baca juga: Mengenal Jalan Tol Cipularang, Jalan Penghubung Jakarta-Bandung yang Diresmikan pada Tahun 2005
Mudahan-mudahan umur saya panjang dan bisa menunaikan haji ke tanah suci," tandasnya.
Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Tentrem Prihatin mengatakan pembayaran UGR tanah terdampak tol tersebut telah melalui sejumlah tahapan.
Mulai dari identifikasi dan inventarisasi lahan, musyawarah bentuk ganti kerugian hingga pengajuan pembayaran UGR ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
"Pembayaran UGR ini adalah tahapan akhirnya, semoga para penerina bisa memanfaatkan untuk kepentingannya," imbuhnya. (Mur)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul KISAH Pak Sekdes yang Jadi Miliarder dari UGR Tol Yogyakarta-Solo di Klaten: Ingin Bangun Pesantren