Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Universitas Indonesia Jadikan Semarang Sebagai Kota Terbaik di Indonesia

Universitas Indonesia menetapkan Semarang sebagai kota terbaik di Indonesia berdasarkan penilaian UI Green Metric.

Editor: Content Writer
zoom-in Universitas Indonesia Jadikan Semarang Sebagai Kota Terbaik di Indonesia
Istimewa
Apresiasi untuk Kota Semarang dari Universitas Indonesia diterima langsung Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Kamis (21/7/2021). Bertempat di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Hendi pun mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan Universitas Indonesia kepada Kota Semarang. 

TRIBUNNEWS.COM - Pembangunan Semarang dibawah kepemimpinan Wali Kota Hendrar Prihadi terus mendapat perhatian dari berbagai pihak.

Bahkan Ibu kota Jawa Tengah bersama Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, selalu keluar sebagai yang terbaik di Indonesia dalam berbagai penilaian. Predikat - predikat seperti Pelayanan Publik Terbaik dari KemenPAN-RB, Kota Pembangunan Terbaik dari Bappenas RI, hingga Kota Mahasiswa Terbaik dari UNJ adalah sebagian apresiasi yang telah didapatkan.

Kini yang terbaru, Universitas Indonesia pun turut menetapkan Semarang sebagai kota terbaik di Indonesia berdasarkan penilaian UI Green Metric.

Penilaian dilakukan dengan mencakup 6 variabel, yaitu soal penataan ruang, tata kelola air, tatak kelola sampah/limbah, penggunaan energi terbarukan, manajerial akses mobilitas, dan tata pamong/pemerintahan.

Dari hasil pemeringkatan penilaian yang dilakukan, Kota Semarang kemudian berhasil menduduki peringkat pertama dengan penilaian tertinggi pada penataan ruang dan infrastruktur. Sehingga kemudian Kota Semarang dinobatkan sebagai yang terbaik mengungguli daerah - daerah lain di Indonesia seperti kota administrasi Jakarta Selatan, Kota Parepare, Kota Madiun, Kota Padang, dan Kota Kediri.

Secara detail, Ketua UI Green Metric, Prof. Dr. Riri Fitri Sari, M.Sc., MM, menjelaskan jika pemeringkatan dilandasi atas tiga pilar, yakni Lingkungan Hidup, Ekonomi, dan Sosial dengan bobot indikator penilaian yang terdiri atas Penataan Ruang dan Infrastruktur (16 persen), Energi dan Perubahan Iklim (19 persen), Tata Kelola Sampah dan Limbah (19 persen), Tata Kelola Air (15 persen), Akses dan Mobilitas (16 persen), Tatapamong/Governance (15 persen).

Riri melanjutkan, UI Green Metric tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Kabupaten/Kota terhadap keberlanjutan, namun mendorong seluruh masyarakat Kabupaten/Kota di Indonesia agar turut mendukung segala bentuk upaya peningkatan Kabupaten/Kota yang hijau dan berkelanjutan dengan endorsement dari pihak Kementerian.

Berita Rekomendasi

Dia pun berharap UI Green Metric dapat digunakan sebagai sebuah dasar program berkelanjutan. “Semoga semangatnya terus menggema di kota dan kabupaten kita dan akan menjadi champion perubahan dan Indonesia akan semakin jaya,” ungkap guru besar Universitas Indonesia tersebut.

Sementara itu, apresiasi untuk Kota Semarang dari Universitas Indonesia tersebut pun diterima langsung Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Kamis (21/7/2021). Bertempat di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Hendi pun mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan Universitas Indonesia kepada Kota Semarang.

“Sejak awal saya meyakini alam yang kita nikmati hari ini bukanlah sebuah warisan, melainkan sebuah titipan yang harus kita jaga dan rawat untuk anak, cucu, dan cicit kita,” tegas Hendi saat menerima penghargaan. “Maka terima kasih atas apresiasi ini, Ini bukan akhir dari rencana kita tapi adalah awal dari kegiatan pembangunan ke depannya,” pungkas Wali Kota Semarang itu.

Di sisi lain, Hendi yang dalam kesempatan tersebut juga diminta untuk memaparkan best practice di Kota Semarang, menekankan jika pembangunan berwawasan lingkungan memang masuk menjadi 1 dari 5 misi pembangunan yang dibawanya.

Dirinya memaparkan sesuai dengan variabel UI Greencity Metric bahwa tata tuang dan infrastruktur berkelanjutan terus ditingkatkan di Kota Semarang seperti penataan kawasan kumuh dengan adanya 104 kampung pertanian kota yang menghasilkan tanaman sayur dan buah yang bermanfaat untuk masyarakat di lahan sempit. “Kita juga memperbanyak rumput vetiver untuk pencegahan tanah longsor dan setiap tahun harus ada perbaikan di minimal 5 RTH dengan mengembangkan tanah agar lebih bermanfaat,” lanjut Hendi.

Sementara terkait energi dan iklim, Hendi menerangkan adanya jumlah BRT sebanyak 250 unit yang beroperasi dengan Bahan Bakar Gas (BBG) dan di tahun 2022 membuat 3 stasiun pompa bahan bakar gas (SPBG) untuk melengkapi suplai gas. Serta ada mobil dan motor listrik dan program setiap hari Rabu ASN tidak menggunakan kendaraan pribadi tetapi menggunakan kendaraan umum atau angkutan berbasis online.

“Kami berharap kita bersama bisa ciptakan kota yang nyaman untuk warga kota Semarang. Mudah-mudahan penghargaan ini menjadi penyemangat kita dalam menyempurnakan sustainability semoga semakin lestari untuk anak cucu kita,” tutupnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas