Mahasiswi FKM UMI Meninggal Saat Ikut Pengaderan Senat, Keluarga Minta Usut Kasus Dugaan Kekerasan
Zhafira meninggal saat hari terakhir pengaderan internal senat mahasiswa di dataran tinggi Malino. Diduga ada unsur kekerasan terhadap Zhafira.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Zhafira Azis Syah Alam (20), mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Muslim Indonesia (UMI), meninggal saat pengaderan internal senat mahasiswa, Minggu (24/7/2022) dini hari.
Zhafira Azis Syah Alam dikabarkan meninggal saat hari terakhir pengaderan internal senat mahasiswa di dataran tinggi Malino, Gowa,sekitar pukul 03.00 WIT.
Diduga ada unsur kekerasan terkait dengan meninggalnya Zhafira Azis Syah Alam.
Karena itulah keluarga minta pihak kampus untuk mengusut kasus dugaan kekerasan yang dialami putrinya itu.
Baca juga: VIRAL Anak Dirantai di Bekasi, Kabur dari Rumah karena Kelaparan, Orangtua Akui Lakukan Kekerasan
Ayah Zhafira, Abdul Azis saat dihubungi melalui telepon mengatakan jenazah putrinya langsung dimakamkan karena telah meninggal sebelum waktu salat Subuh.
"Karena sudah cukup lama, jadi langsung dimakamkan sebelum malam," katanya.
Abdul Azis mengaku telah menemui jajaran pimpinan Universitas Muslim Indonesia (UMI) untuk meminta penjelasan terkait penyebab meninggalnya putrinya saat pengaderan.
"Saya tadi sudah temui ketua jurusannya, dekan, wakil dekan dan juga wakil rektor," katanya.
Kepada jajaran pimpinan UMI, dia meminta penyebab kematian anaknya disampaikan dengan terbuka dan apa adanya.
Menurutnya kejadian seperti ini seharusnya tidak terjadi.
Apalagi ini dilakukan saat pengaderan. Sehingga, ia meminta pihak kampus untuk menyampaikan dengan jelas permasalahan yang terjadi di lokasi.
Agar bisa menjadi bahan evaluasi bagi pimpinan kampus dan juga mahasiswa jika melakukan hal serupa.
Baca juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Tragedi Tewasnya Mahasiswa UNS saat Diklat Menwa, 2 Tersangka Dihadirkan
"Supaya ini jernih masalahnya, buka saja setelah ada pernyataan resmi dari penyidik," kata Abdul Azis.
"Supaya ada juga bahan evaluasi untuk kegiatan mahasiswa kita. Supaya tidak terjadi lagi," tambahnya.