Pemandu Turis di Pulau Rinca Tak Lagi Panjat Pohon untuk Dapat Sinyal Telepon dan Buka Medsos
warga Pulau Komodo kini sudah tidak lagi kesulitan mendapatkan sinyal ponsel.membangun infrastruktur telekomunikasi di pedalaman tidak mudah
Penulis: Domu D. Ambarita
Editor: Sanusi
Aris dan pemandu pelancong lainnya menyandarkan hidup pada bidang pariwisata. Wisatawan yang berkunjung umumnya untuk melihat hewan komodo (Varanus komodoensis), binatang endemik Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Gili Motang, dan sebagian kecil di utara serta barat Flores.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Kabupaten Manggarai Barat, Paulus Setahu, mengatakan semula banyak warga desa terpencil di Kabupaten Manggarai Barata, NTT, yang kesulitan sinyal telekomunikasi.
Baca juga: Kantornya Didemo Kenaikan Tiket Pulau Komodo, Sandiaga Uno Tunda Rapat Mingguan
“Sekarang, banyak tersedia BTS. Kami apresiasi Kominfo atas bantuan 206 titik BTS ke sekolah-sekolah, dan organisasi perangkat Daerah (OPD). Bantuan pemerintah ini sangat terasa manfaatnya, terutama di masa pandem. Saat warga dilarang bepergian, belajar atau bekerja di rumah, adanya telekomunikasi memudahkan melakukan kegiatan,”.
Desa Benteng Dewa, masih ada pantulan sinyal, di mana terdapat BTS swasta.
"Kami mendapat bantuan BTS, kami apreaiasi dan terima kasih atas bantuan preaiden membangun BTS, termasuk di Pulau Rinca."
Paulus mencontohkan warga Desa Benteng Dewa, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, semula mendapat sinyal dari operator telepon seluler swasta. Geografis Manggarai Barat terdapat banyak pulau. Warga yang tinggal di dekat Menara BTS, dalam radius tertentu terjangkau sinyal, namun di balik pulau, tidak terjangkau.
“Setelah masuknya BTS Bakti Kominfo, jangkauan sinyal semakin luas, dan warga bertambah banyak yang dapat tersentuh telepon,”kata Paulus.
Jangan Curi Baut atau Besi BTS
Menteri Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, mengatakan membangun infrastruktur telekomunikasi di pedalaman tidak mudah.
Namun demikian, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo akan terus menyediakan infrastruktur telekomunikasi hingga menjangkau wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T).
Johnny membandingkan ketersediaan infrastruktur telekomunikasi di Pulau Jawa yang banyak penduduk, dan sarana penunjang relative tersedia, dengan Papua yang populasi kecil juga medannya sulit terjangkau.
Operator seluler menganggap Pulau Jawa komersial, karena konsumen membutuhkan banyak akses telepon seluler dan data internet. Ini bisnis menguntungkan. Dengan demikian, operator seluler bersedia membangun dan menyediakan sendiri infrastruktur telekomunikasi.
Tetapi di Pulau Papua, penduduknya sedikit. Jarak satu dengan lainnya berjauhan. Permintaan konsumen akan telekomunikasi sedikit, sedangkan biaya pembangunan mahal.
“Luas Papua, 6 kali lebih luas dari Pulau Jawa. Di pulau Jawa sudah banyak BTS, itu pun masih ada blank-spot, apalagi di Papua,” kata Johnny.