Tali Bendera Terlepas, Satpam Puskesmas Spontan Panjat Tiang Bendera, Dapat Apresiasi Rp 770.000
Zulkarnaen mendapat apresiasi uang Rp 770.00 usai aksi heroiknya memanjat tiang bendera setinggi 17 meter untuk memperbaiki tali yang terlepas.
Editor: Dewi Agustina
Mereka deg-degan karena takut jika sang satpam tiba-tiba jatuh dari tiang bendera.
Beruntung, Zulkarnaen dengan cepat memperbaiki ujung tali yang nyangkut di tiang tersebut, kemudian segera turun.
Aksinya mendapat tepuk tangan meriah dari peserta apel yang hadir di lapangan tersebut.
Terkait uang Rp 770.000 yang diberikan sebagai bentuk apresiasi atas aksi heroik Zulkarnaen, Ahmad Subhan mengatakan jumlah uang yang diberikan disesuaikan dengan perayaan HUT RI ke-77 tahun 2022.
"Dalam setiap situasi tak terduga selalu ada pahlawan-pahlawan heroik seperti Zulkarnaen," katanya.
Menurutnya, peristiwa ini menumbuhkan semangat mereka di Kecamatan Keruak.
Semangat rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Upacara bendera berlangsung pukul 08.00- 08.30 Wita di lapangan umum Arjanjang Keruak.
Dilanjutkan acara tambahan atraksi pelajar berprestasi antara lain, atraksi seni bela diri karate (KKI) yang pernah meraih juara 1 antar pelajar se-NTB dan juara 3 kompetisi karate tingkat Asia di India.
Kemudian pelepasan burung merpati memeriahkan HUT ke-77 RI, acara selesai sampai jam 09.00 Wita.
Dilanjutkan foto bersama dan acara ramah tamah dengan semua undangan, Paskib, dan peserta upacara.
Dalam upacara ini, Camat Keruak Ahmad Subhan bertindak sebagai inspektur upacara, kemudian Serma Lalu Ratnadi sebagai perwira upacara, Serma Muliadi sebagai komandan upacara.
Baca juga: Erick Thohir Sebut HUT RI ke-77 Jadi Momentum Menjaga dan Meningkatkan Tren Pertumbuhan Ekonomi
Upacara ini dihadiri Forkopimcam, kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ketua DW/PKK kecamatan, dan anggota.
Ketua Bhayangkari anak ranting Keruak dan anggota Ketua Persit KCK ranting 5 dan anggota, kepala UPTD/unit kerja lingkup Kecamatan Keruak, Rektor Perguruan Tinggi (STIT Palapa), kepala sekolah, dan orang tua/wali Paskibra.