Ratusan IRT di Bandung Positif HIV, Pakar : Konseling Pra Nikah Calon Pengantin Jadi Penting
Pemerintah diharapkan dapat memperbaiki komunikasi risiko dengan meningkatkan edukasi secara utuh dan menyeluruh pada seluruh lapisan masyarakat
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan ibu rumah tangga (IRT) di kota Bandung positif HIV.
Kondisi ini disinyalir karena perilaku suami mereka yang suka "jajan".
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan mengingatkan bahwa, penularan HIV AIDS di kelompok rentan tersebut perlu menjadi perhatian bersama.
Pemerintah diharapkan dapat memperbaiki komunikasi risiko dengan meningkatkan edukasi secara utuh dan menyeluruh pada seluruh lapisan masyarakat.
Misalnya, melengkapi konseling atau bimbingan pra nikah dengan materi risiko perilaku tidak sehat dalam keluarga.
"Harus diingatkan kepada masyarakat dan harus paham bahwa risiko berhubungan seksual itu bukan dengan pasangannya, apalagi gonta-ganti pasangan itu risikonya sangat tinggi untuk membawa penyakit menular seksual bukan hanya HIV, ada PMS lainnya yang juga berbahaya," ujar Ede saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (29/8/2022).
Baca juga: Cegah Stunting, BKKBN Buat Program Wajib Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Sebelum Nikah
Diharapkan pula pasangan yang akan menikah untuk tidak melewatkan konseling atau bimbingan pra nikah.
"Sayangilah keluarga. Caranya dengan berperilaku yang baik. Tidak melakukan hubungan seksual di luar pernikahan kalau terpaksa harus pakai pengaman. Tapi jangan dijadikan kebiasaan," ungkap tenaga ahli Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta.
Ia mengatakan, HIV didapat dari kontak bukan tiba-tiba orang dapat HIV pasti tertular dari orang yang terkena HIV sebelumnya.
"Sudah jelas transmisinya hanya dua, melalui transmisi seksual dan jarum suntik," kata Ede.
Pemerintah juga harus meningkatkan kampanye dan materi-materi edukasi melalui Dinas kesehatan, Dinas kominfo.
"Supaya semua orang sadar bahwa perilaku-perilaku buruk itu berakibat buruk juga orang lain, keluarganya," ujar Ede.
Di sisi lain, petugas kesehatan dan layanan kesehatan harus memperbaiki kualitas layanannya.
"Kalau ada kasus bukan langsung di stigmatisasi tetapi dicari penyebabnya. Dicari di-tracing dia berhubungan seksual dengan siapa saja. Dengan istrinya, atau siapa lagi. Harus di-tracing dicek," jelas dia.