Ibu Rumah Tangga di Bandung Banyak Terkena HIV/AIDS, Wagub Uu: Solusinya Nikah Muda dan Poligami
Menurut Wagub, solusi menekan meningkatnya angka penyebaran penyakit HIV/AIDS adalah menikah dan berpoligami.
Editor: Erik S
Sebab, hasrat seksual adalah hal biologis yang juga manusiawi, tetapi tetap harus disalurkan dengan cara yang benar sesuai syariat agama.
"Belum lagi, di era digital, mudah ditemui konten-konten yang menarik perhatian mata dan membangkitkan hasrat seksual. Sisi lain kecanggihan teknologi juga memudahkan akses generasi muda yang ingin 'nakal' berselancar menemukan hal-hal berbau memancing hasrat," ujarnya.
Uu juga mendorong keluarga di Jabar agar memberikan dukungan bila ada anak di keluarganya yang berkeinginan menikah.
Lebih baik didukung saja ketimbang terjadi hal yang tidak diharapkan di luar pernikahan.
"Saya berharap kepada anak-anak muda kalau kebelet, kawin saja. Orangtua memberikan dukungan, jangan dihalang-halangi. Kalau dihalangi semacam itu, khawatir lebih parah lagi (dampaknya)," katanya.
Selanjutnya, melihat fenomena kaum ibu rumah tangga (IRT) yang juga banyak tertular HIV/AIDS, salah satu solusinya adalah agar suami tidak "jajan" sembarangan.
Bila suami tidak cukup dengan satu pasangan maka agama pun mengizinkan suami berpoligami, dengan syarat dan sejumlah catatan besar, antara lain harus mampu, adil, dan bijaksana.
Baca juga: Dinkes Jabar Catat 3.744 Kasus HIV/AIDS, Angka Cenderung Naik Tiap Tahunnya
"Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil, kenapa tidak? Makanya, daripada ibu kena (HIV/AIDS), sementara ketahuan suami seperti itu, mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami," tegas dia.
Oleh karena itu, menurut Uu, sosok suami harus mampu berkomunikasi dengan istrinya kalau merasa punya kemampuan untuk berpoligami.
Namun, Uu mengaskan bahwa pernikahan harus dengan niat ibadah, apalagi nikah punya sejumlah kaidah, seperti kaidah menjaga turunan dan kehormatan.
"Kalau perlu, masyarakat ingin nikah tidak ada biaya, kenapa tidak? Saya akan konsultasi dengan Pak Gubernur untuk ada program (nikah msasal) itu. Kita kan pemerintah harus respons terhadap keinginan masyarakat. Kalau perlu Pemprov mengadakan nikah massal bagi yang tidak punya biaya," tuturnya.
Baca juga: Cara Mencegah HIV/AIDS: Hindari Narkoba, Teratur Tes HIV-IMS dan Konsultasi ke Dokter
Uu juga mengungkapkan, kunci sukses rumah tangga adalah rasa saling memahami antara suami istri.
Dalam rumah tangga tidak ada manajemen yang pasti, hanya suami memahami istri, lalu istri memahami suami, termasuk memahami kebutuhan suami.
"Sekalipun masalah poligami banyak yang pro dan kontra, itu manuasiawi dan merupakan fitrah. Tetapi, agama sudah memberikan pilihan sebagai panduan di muka bumi ini. Ditambah dengan pemahaman keagamaan yang ditingkatkan, kalau perlu kampus-kampus mendirikan pesantren mahasiswa," pungkasnya.
Berita ini telah tayang di Kompas.com