Cerita Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan, Anaknya Sempat Minta Tambah Uang Saku hingga Dilarang Pergi
Cerita ayah korban tragedi Kanjuruhan, sang anak sempat minta tambahan uang saku untuk bekal di Malang. Bahkan ia sempat melarang anaknya pergi.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Daryono
![Cerita Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan, Anaknya Sempat Minta Tambah Uang Saku hingga Dilarang Pergi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/irsyad-korban-tragedi-kanjuruhan.jpg)
Keduanya juga sempat minta tambahan uang saku untuk bekal selama di Malang.
Saat di Malang, Irsyad mampir ke rumah pamannya.
![Irsyad korban tragedi Kanjuruhan](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/irsyad-korban-tragedi-kanjuruhan.jpg)
Baca juga: Pelatih Arema Javier Roca Menangis Cerita Tragedi Kanjuruhan, Aremania Meninggal di Pelukan Pemain
Selepas magrib, Irsyad berangkat ke Stadion Kanjuruhan bersama dua kakak sepupunya.
Sementara sang adik, tetap tinggal di rumah pamannya.
Dikatakan Arif, ia kemudian mendapat kabar bahwa anaknya belum pulang setelah menonton pertandingan sepak bola di Kanjuruhan.
Saat mendapat kabar itu, ia sedang bekerja di Kabupaten Tulungagung.
"Saya posisinya kerja di Tulungagung ditelepon ada musibah di Kanjuruhan saat itu (korban) belum ketemu itu sekitar pukul 03.00 WIB," terangnya.
Keluarga dibantu relawan mahasiswa lantas berupaya mencari hingga mendapati korban ditemukan di Rumah Sakit Wava Husada, Kabupaten Malang.
"Kondisinya kritis dan meninggal di rumah sakit Wava Husada, Kepanjen karena meluber banyak korbannya sehingga tidak terkontrol," bebernya.
Arif mengungkapkan, melihat kondisi tubuh anaknya, Irsyad kemungkinan terkena dampak gas air mata yang ditembakkan petugas.
Lalu, terinjak-injak penonton lain saat terjadi kepanikan di dalam Stadion Kanjuruhan.
Dugaan itu berangkat dari kondisi luka pada tubuh korban yang mengalami memar di wajah serta terdapat luka di dada dan tangan.
![Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ricuh-arema-fc.jpg)
Baca juga: Kronologi Tragedi Kanjuruhan Versi Polisi, Tembakan Gas Air Mata untuk Halau Suporter Kejar Pemain
Selain Irsyad, dua kakak sespupunya juga menjadi korban tewas dalam tragedi tersebut.
"Kondisinya luka di kaki, memar di dada dan wajahnya seperti gosong, membiru karena terkena gas air mata."