Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris Menangis Minta Maaf
Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris mengaku siap mempertanggungjawabkan kesalahannya sehingga terjadi tragedi Kanjuruhan
Editor: Erik S
Dia pun menjual tiket lebih dari kapasitas stadion, yakni 42 ribu padahal kapasitas 38 ribu. Dia dikenakan pasal 359 360 pasal 103 jo pasal 52 no 11 tahun 2022.
Kemudian Suko Sutrisno selaku security steward, karena memerintahkan steward meninggalkan pintu gerbang. Akibatnya pintu tidak terbuka optimal saat massa ingin keluar.
Tersangka selanjutnya, Kabag Ops Polres Malang, Kompol Wahyu Setyo Pranoto. Dia jadi tersangka karena tahu ada aturan FIFA tentang larangan penggunaan gas air mata. Akan tetapi yang bersangkutan tidak mencegah atau melarang personel memakai gas air mata. Dia dikenakan Pasal 359 dan atau 360 KUHP.
Selanjutnya Komandan Kompi Brimob Polda Jawa Timur, AKP Hasdarman. Dia yang memerintahkan personel lainnya menembakkan gas air mata. Dia dikenakan pasal 359 dan atau 360 KUHP.
Berikutnya Kasat Samapta Polres Malang, AKP Bambang Sidik Achmadi. Dia memerintahkan personel menembakkan gas air mata. Dia dikenakan pasal 359 dan atau 360 KUHP.
Wali Kota Malang kumpulkan suporter
Wali Kota Malang, Sutiaji berkeinginan mengumpulkan suporter-suporter se-Indonesia.
Sutiaji mengatakan, sepak bola merupakan tontonan dan hiburan.
Baca juga: Ini Sosok 2 Perwira yang Perintahkan 11 Polisi Tembak Gas Air Mata Saat Tragedi Kanjuruhan Malang
Dia juga prihatin, atas kejadian setelah laga yang mempertemukan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu.
"Saya kepingin mengumpulkan suporter se-Indonesia. Berangkat dari Malang, bahwa bola itu akan jadi tontonan. Fanatik yes, tapi jangan sampai ada korban," ucapnya, Jumat (7/10/2022).
Dia mengatakan, tragedi Kanjuruhan yang menewaskan suporter Arema FC dan aparat kepolisian itu telah melukai hati Aremania dan citra Kota Malang sebagai kota toleran.
Menurutnya, sepak bola sudah menjadi sebuah entitas yang ada di Kota Malang dan diminati masyarakatnya.
Sutiaji meyakini, masyarakat Kota Malang dan seluruh Aremania selalu menjunjung tinggi semangat dan cinta damai.
"Saya tidak ikhlas manakala Malang dicederai, seakan-akan Malang membuat kekacauan, membawa citra menjadi tempat kerusuhan sepak bola," ujarnya.