Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Senyum UMKM di Solo Usai Didampingi Pemprov Jateng, Pesanan Meningkat, Untung Berlipat

Setelah ditelusuri, rupanya pesanan yang masuk itu datang dari orang-orang yang mengetahui Malmil Craft dari Lapak Ganjar.

Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Senyum UMKM di Solo Usai Didampingi Pemprov Jateng, Pesanan Meningkat, Untung Berlipat
Tribunnews.com/Daryono
Produk kerajinan kayu Malmil Craft 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daryono

TRIBUNNEWS.COM – Ratna Nuraini (25) heran lantaran belakangan ini banyak order kerajinan kayu yang masuk ke nomor WhatsApp-nya berasal dari daerah-daerah yang jauh dari Solo, bahkan dari luar Pulau Jawa.

Pesanan itu datang dari Jakarta, Bandung, hingga Kalimantan.

Sebelumnya, pesanan yang masuk biasanya hanya dari wilayah-wilayah terdekat di Solo Raya.

Paling jauh, kata Ratna, pesanan kerajinan kayu dengan merek Malmil Craft ini berasal dari Yogyakarta.

“Dari luar daerah tiba-tiba banyak yang order ke kami untuk jasa pembuatan kerajinan kayu. Ada yang dari Jakarta, bahkan Kalimantan. Mereka minta dibikinkan kerajinan custom dan kemudian produknya kami kirim via paket,” kata Ratna saat ditemui di rumah produksi Malmil Craft di Jl Tarumanegara I, Banjarsari, Kecamatan Banyuanyar, Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/10/2022).

Proses produksi kerajinan kayu Malmil Craft di rumah produksi Malmil Craft di Jl Tarumanegara I, Banjarsari, Kecamatan Banyuanyar, Kota Solo, Jawa Tengah.
Proses produksi kerajinan kayu Malmil Craft di rumah produksi Malmil Craft di Jl Tarumanegara I, Banjarsari, Kecamatan Banyuanyar, Kota Solo, Jawa Tengah. (Kolase Tribunnews.com)

Baca juga: UMKM yang Memiliki NIB Bakal Lebih Mudah Dapatkan Kepastian Perlindungan Hukum dalam Berusaha

Setelah ditelusuri, rupanya pesanan yang masuk itu datang dari orang-orang yang mengetahui Malmil Craft dari Lapak Ganjar.

BERITA TERKAIT

Hal itu diketahui setelah Ratna bertanya dari mana mereka mengetahui Malmil Craft.

“Mereka bilang, saya tahu (Malmil Craft) dari Lapak Ganjar,” ujarnya.

Lapak Ganjar merupakan salah satu program promosi UMKM gratis melalui media sosial Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, baik Twitter maupun Instagram. 

Saat ini, akun Instagram Ganjar Pranowo memiliki 5,2 juta followers.

Program Lapak Ganjar menjadi salah satu program Pemprov Jawa Tengah dalam pendampingan UMKM.

Ratna berkisah, beberapa bulan lalu memang mengikuti Lapak Ganjar.

Hal itu bermula saat dirinya iseng-iseng follow akun Instagram Ganjar Pranowo.

Setelah mengikuti akun Ganjar, ia mengetahui setiap akhir pekan, Ganjar menggelar Lapak Ganjar dimana tema edisi yang disediakan berbeda-beda setiap pekannya.

“Nah, pas kami lihat, kebetulan itu pas edisi kerajinan kayu. Akhirnya kami ikut. Kami bikin stori dan pakai hastag #lapakganjar. Ternyata di-repost sama Pak Ganjar,” ungkapnya.

Stiker Lapak Ganjar terpasang di pintu masuk rumah produksi Malmil Craft di Jl Tarumanegara I, Banjarsari, Kecamatan Banyuanyar, Kota Solo, Jawa Tengah.
Stiker Lapak Ganjar terpasang di pintu masuk rumah produksi Malmil Craft di Jl Tarumanegara I, Banjarsari, Kecamatan Banyuanyar, Kota Solo, Jawa Tengah. (Tribunnews.com/Daryono)

Baca juga: Kolaborasi untuk Penguatan UMKM Jadi Fokus Dialog G0-B20

Tidak hanya mendapat promosi gratis di Instagram, Malmil Craft juga dipromosikan tim Lapak Ganjar melalui channel YouTube.

Tim Lapak Ganjar datang ke Solo untuk meliput langsung proses produksi Malmil Craft.

Video liputan itu kemudian diunggah di channel YouTube Lapak Ganjar.

Produknya pun kini semakin dikenal.

Setelah mendapat promosi Lapak Ganjar, Ratna mengaku mengalami peningkatan pesanan dari berbagai daerah.

Peningkatan pesanan itu utamanya pada layanan jasa pembuatan kerajinan kayu.

“Yang saya rasakan memang terjadi peningkatan pesanan. Terutama dari jauh-jauh,” ujarnya.

Berbeda dengan Ratna yang terbantu lewat promosi gratis di Lapak Ganjar, Ridho Taqabballah, pemilik usaha Sosis Gajahan di Solo menyatakan mendapat manfaat pendampingan usaha lewat program inkubator bisnis.

Berkat pendampingan yang diberikan Dinas Koperasi dan UMKM Jateng sekitar tiga tahun lalu itu, usaha sosis yang dikelola Ridho kini telah berkembang pesat.

Dalam inkubator bisnis ini, Ridho dimentori oleh pihak UNS yang digandeng oleh Pemprov Jateng selama beberapa bulan.

"Dalam inkubator bisnis ini pendampingan yang diberikan beragam mulai dari pelatihan digital marketing, stategi pemasaran, perencanaan bisnis hingga studi banding," ujarnya, Senin (3/10/2022).

Outlet Sosis Gajahan di Jl Brigjen Sudiarto No.92, Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo.
Outlet Sosis Gajahan di Jl Brigjen Sudiarto No.92, Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo. (Dok.Ist)

Alumni pelatihan inkubator bisnis ini, lanjut Ridho, hingga saat ini masih terkoneksi dalam grup WhatsApp.

Para peserta masih saling berbagi pengalaman dan saling merekomendasikan produk masing-masing.

Melalui pendampingan yang diberikan, Ridho mengaku banyak hal yang membantu bisnisnya berkembang. Termasuk, bagaimana cara mengambil keputusan berani agar bisnis bisa berkembang.

"Misalnya, dulu saat ikut inkubator bisnis itu, usaha saya masih berada di rumah ibu. Setelah ikut pelatihan, muncul keberanian untuk menyewa tempat dan membuka cabang di lokasi yang lebih strategis," ujar pria berusia 37 tahun ini.

Kini, usaha sosis Gajahan milik Ridho telah berkembang pesat dari semula hanya satu otlet, kini telah berkembang menjadi tiga oulet.

Omset yang diperoleh juga meningkat tajam dari dulu hanya sekitar Rp 30 juta per bulan, kini telah mencapai Rp 150 juta per bulan.

Outlet Sosis Gajahan di rest area tol Salatiga
Outlet Sosis Gajahan di rest area tol Salatiga (Dok Ist)

Membangun Promosi dan Pendampingan Berkelanjutan

Dihubungi terpisah, pengamat ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Retno Tanding, menilai promosi UMKM melalui Lapak Ganjar merupakan hal yang bagus.

Selain gratis, promosi melalui akun Instagram Ganjar Pranowo secara otomatis bakal menjangkau seluruh followers Ganjar yang jumlahnya cukup banyak.

“Pak Ganjar ini kan punya banyak follower. Kalau orang pada posting di sana, sekian juta yang menjadi follower-nya itu kan akan tahu, oh ini ada produk ini. Itu efektif karena Pak Ganjar itu kan publik figure,” katanya, Jumat (7/10/2022). 

Namun demikian, menurut Retno, UMKM sebaiknya tidak hanya mengandalkan Lapak Ganjar. Tetapi, juga membangun media sosialnya sendiri untuk memasarkan produknya.

“Kalau saya melihat, kan Pak Ganjar tidak setiap hari membuka lapaknya, tidak setiap saat bisa dilakukan. Jadi saya kira tidak cukup. Para UMKM perlu juga untuk memanfaatkan media sosial mereka sendiri. Mereka bisa membangun media sosialnya untuk mempromosikan produk-produknya,” ujarnya.

Baca juga: Cerita Sukses UMKM Desa Sukarara Lombok Manfaatkan Ekosistem Digital Lewat Pelatihan Bakti Kominfo

Materi tentang pemasaran media sosial ini bisa menjadi bagian materi dalam pelatihan UMKM yang diberikan oleh pemerintah.

“Ini kan bagian pemasaran. Ini bisa dikuatkan nih pelatihannya, bagaimana memotret produknya agar hasil potretannya bagus dan bisa ditayangkan di media sosial mereka. Jadi mereka bisa membuat media sosial khusus produk-produknya atau mereka punya media sosial yang dipakai juga untuk memasarkan produknya,” bebernya.

Terkait pendampingan UMKM, Retno berpendapat pemerintah perlu memberikan pendampingan secara berkelanjutan.

Selain itu, perlu juga dilakukan penilaian terhadap UMKM yang sudah didampingi apakah ada kemajuan terhadap UMKM yang didampingi. 

“Formula keberhasilan UMKM sangat variatif. Pemerintah juga perlu melihat, UMKM yang bisa berhasil memiliki karakteristik seperti apa, yang tidak berhasil karakteristiknya seperti apa. Ada UMKM yang bisa berkembang padahal baru sekali diberi pelatihan. Ada juga yang tiga kali kali diberi pelatihan tetapi nggak bisa berkembang. Ini yang perlu dipisahkan,” bebernya.

Pendampingan berkelanjutan, tambah Retno, diperlakukan untuk memastikan proses pendampingan berhasil.

Selain itu, juga diharapkan UMKM yang didampingi bisa naik kelas.

UMKM yang mikro naik kelas menjadi kecil, yang kecil naik menjadi menengah dan yang menengah menjadi besar.

“Pelatihan kan sebenarnya di YouTube pun banyak, gratis. Masalahnya apakah setelah pelatihan itu ada diimpelemntasikan. Pentingnya kan di sini untuk memonitor apakah pelatihan itu diimpelemntasikan atau tidak. Kalau diimplementasikan hambatannya dimana, tantangannya dimana, apakah bisa dicarikan solusi. Munculnya masalah kan setelah diimplementasikan bukan saat pelatihannya,” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas