Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Tari Pendet yang Bikin Kagum Presiden AS Joe Biden, Budayawan Bali Ungkap Sejarah Tarian

Sambutan Tari Pendet juga dirasakan para kepala negara dan pemimpin delegasi yang datang ke KTT G20 di Bali, pada 15-16 November 2022

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Mengenal Tari Pendet yang Bikin Kagum Presiden AS Joe Biden, Budayawan Bali Ungkap Sejarah Tarian
SAUL LOEB / AFP
Presiden AS Joe Biden (tengah) turun dari Air Force One setibanya di Bandara Internasional Ngurah Rai di Denpasar di pulau resor Indonesia Bali, 13 November 2022, saat ia melakukan perjalanan untuk menghadiri KTT G20. Bunyi tetabuhan gamelan yang rancak dan gerak gemulai penari Pendet menyambut Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Minggu 13 November 2022 kemarin tepatnya pada pukul 22.00 Wita 

Tarian itu kemudian dikembangkan oleh Ni Ketut Reneng pada 1950.

Kala itu, Pendet menampilkan empat orang penari dalam pertunjukannya.

Kemudian pada 1961, I Wayan Beratha mengembangkan Tari Pendet dengan menambah penari menjadi lima.

Namun pada saat penyambutan para kepala negara, jumlah penari bertambah hingga puluhan.

Baca juga: Tiba di Bali Untuk KTT G20, Kehadiran Joe Biden Disambut Tari Pendet

Seiring perkembangan zaman, para seniman kemudian mengembangkan tarian yang semula hanya berfungsi sebagai tari upacara berkembang menjadi tari hiburan (balih-balihan) yang berfungsi sebagai tari penyambutan atau tarian selamat datang untuk para tamu.

Menurut Dibia dalam setiap gerakan tari yang berusia lebih dari 70 tahun itu tersirat pesan kebersamaan dan kesatuan rasa.

Di dalam tarian itu tidak ada ekspresi individu.

BERITA TERKAIT

Semuanya merupakan ekspresi kelompok sehingga rasa kebersamaan sangat dipentingkan. 

“Dengan seni kita bisa mengusik kesadaran para pimpinan negara bahwa kita memang harus bersama-sama dalam menghadapi kondisi dunia seperti sekarang ini.

Oleh karenanya, pas sekali kalau tarian ini dibawakan menyambut delegasi G20.

Itu kan misi untuk kebersamaan para kepala negara supaya bersama-sama memikirkan kondisi dunia tanpa pilih kasih,” katanya.

Baik tari pendet upacara maupun tari pendet penyambutan sama-sama menggunakan janur. Pada tari pendet upacara, janur berfungsi sebagai ubo rampe sesaji.

Sedangkan pada tari pendet penyambutan (puja astuti), janur adalah dekorasi yang bersifat mempercantik properti. 

“Lalu untuk kostum, penari memakai selendang kuning merah sebagai simbol kehormatan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas