15,6 Persen Pengidap HIV/AIDS di Kotawaringin Barat Kalteng adalah Kelompok Lelaki Suka Lelaki
Kasus pengidap HIV/Aids di Kotawaringin Barat mengalami peningkatan. Kelompok penyuka lelaki sesama lelaki menyumbang 15,6 persen dari 144 kasus.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Kasus pengidap HIV/Aids di Kotawaringin Barat (Kobar) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami peningkatan.
Tercatat hingga tahun 2022, kasus HIV/Aids meningkat menjadi 144 kasus dari sebelumnya 79 kasus du tahun 2019.
Dari jumlah tersebut, homo seksual atau kelompok penyuka lelaki sesama lelaki menyumbang 15,6 persen, ibu hamil 16,6 persen, waria 6,3 persen.
Sementara wanita pekerja seks komersial 3,1 persen, WBP 6,3 persen dan masyarakat umum 53,1 persen.
Baca juga: Indonesia dan ASEAN Siapkan Pedoman Konseling dan Tes HIV di Tempat Kerja
Usai mengikuti rapat koordinasi Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Kotawaringin Barat, Kepala Dinas Kesehatan Achmad Rois mengatakan, pendataan terkait persentase kasus HIV berdasarkan kelompok risiko telah dilakukan.
Diakuinya ada kelompok-kelompok yang memiliki risiko penularan tertinggi.
"Memang pada awal epidemi ada kelompok-kelompok yang menonjol risiko tinggi mengidap HIV/AIDS, seperti PSK, waria, LSL (Lelaki Suka Lelaki)," ujarnya.
Saat disinggung terkait homo seksual dalam pandangan kesehatan, Achmad Rois menjelaskan, jika homoseksual termasuk perilaku menyimpang.
"Itu faktor risiko masalah kesehatan. Itu tidak sehat. Sehat itu kan sehat fisik, sehat mental, sehat sosial dan produktif. Kalau sudah punya perilaku itu berarti punya perilaku nggak sehat," terang dia.
Namun menurutnya semakin ke sini tidak hanya mereka kelompok kunci atau yang memiliki risiko penuluran tinggi, tetapi kelompok lain juga memiliki risiko tinggi.
"Makanya masih perlu peningkatan sosialisasi," tuturnya.
Baca juga: Ini Upaya Pemerintah Agar Indonesia Targetkan HIV/AIDS, TBC, dan Malaria Terkendali di 2024
Sebab, memungkinkan bisa saja masyarakat yang mengidap HIV/AIDS ini orang biasa atau masyarakat umum.
"Penyebaran HIV/AIDS tidak hanya melalui hubungan seksual sesama jenis, tetapi juga bisa melalui faktor lain," imbuhnya.
Untuk itu, pemerintah menargetkan pada tahun 2030 sudah tidak ada lagi kasus baru HIV/AIDS, meniadakan kematian yang disebabkan AIDS dan meniadakan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS.
"Maka secara nasional menghentikan epidemi AIDS pada tahun 2030," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul Pengidap HIV-AIDS Kobar Meningkat, 15 Persen Penderita Adalah Kelompok Homo Seksual
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.