Pelaku Aborsi yang Simpan 7 Janin Divonis 3 dan 2 Tahun Penjara, Lebih Ringan dari Tuntutan JPU
Pasangan pelaku aborsi yang menyimpan 7 janis masing-masing divonis 3 tahun penjara dan 2 tahun penjara. Hukuman mereka lebih dari dari tuntutan JPU.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pasangan pelaku aborsi yang menyimpan tujuh janin dalam kotak makan di sebuah kamar indekos di Makassar, Sulawesi Selatan, selesai menjalani sidang putusan.
Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Makassar menjatuhkan vonis yang berbeda untuk kedua pelaku.
Hasil sidang putusan dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim, Royke Harold Inkiriwang.
Ia didampingi dua anggota dalam persidangan ini yakni Djulita Tandi M serta Purwanto S Abdullah.
Pelaku pria dalam kasus ini, Salmon Panggau dinyatakan bersalah dan telah melakukan tindak pidana aborsi.
Baca juga: Tak Hanya Sekali, Pasangan Remaja di Bengkulu Ternyata Sudah Dua Kali Aborsi, Kini Menanti Sidang
Pasal yang dikenakan ke Salmon Panggau adalah Pasal 77 a Undang Undang RI Nomor 35 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Anak.
Salmon Panggau divonis hukuman penjara selama 3 tahun 4 bulan dan denda Rp 20 juta.
"Menyatakan terdakwa Salmon Panggau terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana aborsi. Menjatuhkan hukuman kepada terdakwa dengan pidana penjara selama 3 tahun 4 bulan serta denda Rp 20 juta subsider 2 bulan kurungan," ujar Royke dikutip dari Kompas.com.
Hukuman yang diterima Salmon Panggau lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Dalam tuntutan JPU, Salmon diminta untuk dihukum 5 tahun penjara dan denda Rp 20 juta subsider 4 bulan kurungan.
Pelaku wanita, Jumrianita Mangewa juga divonis lebih ringan dari tuntutan JPU.
Jumrianita Mangewa dituntut JPU dihukum 2 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 20 juta subsider 4 bulan kurungan.
Namun dalam sidang, Jumrianita Mangewa divonis 2 tahun penjara dan denda Rp 20 juta subsider dua bulan kurungan.
"Terdakwa Jumrianita Mangewa terbukti melanggar Pasal 77 a Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2004 tentang Perlindungan Anak. Menjatuhkan hukuman kepada terdakwa dengan pidana penjara selama 2 tahun dan denda Rp 20 juta subsider dua bulan kurungan," kata Ketua Majelis Hakim.
Baca juga: Sepasang Kekasih di Bengkulu Terancam Hukuman Seumur Hidup karena Aborsi Bayi
Kronologi kasus
Warga Makassar digegerkan dengan penemuan 7 janin dalam kotak makan di sebuah kamar indekos di Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Tujuh janin itu ditemukan oleh pemilik kos, Nulfah Anugrahwaty (35), Sabtu (4/6/2022).
Ulfa awalnya membersihkan kamar yang ditinggal salah satu penghuni perempuan berinisial NM.
Ulfa mengaku saat membersihkan kamar yang ditinggal NM, dirinya mencium aroma kurang sedap menyerupai terasi.
Bau terasi itu diperkirakan bersumber dari kardus yang ditinggal NM.
"Awalnya saya buka sedikit saya lihat ada kantong plastik isinya rantang terus ada telur didalam sudah busuk."
"Jadi saya cueki dulu," ujarnya, Rabu.
Baca juga: Kasus Aborsi Wanita di Sumba Terungkap, AKM Beli Obat Aborsi Secara Online Seharga Rp 1,3 Jutaan
Ulfa pun menyimpan rantang itu, lalu membuka kotak sepatu yang dilakban full dalam kardus.
"Saya gunting sedikit sekitar lima centimeter (lakbannya) itu keluar bau, terus ada tanah saya lihat, jadi saya merinding," ungkapnya.
Ulfa dan suami lalu memanggil tetangga, Ibu RT, dan seorang polisi yang tidak jauh dari indekos itu.
"Itu isinya rambut sama tempurung kepala bayi," bebernya.
Dari temuan itu, pihaknya bersama RT menghubungi Tim Inafis dan Dokpol Biddokkes Polda Sulsel.
Box berisi rantang, kotak sepatu, dan kain yang terbungkus dalam ransel itu dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk diperiksa lebih lanjut.
Ulfa mengaku ditelepon langsung oleh Kanit Reskrim Polsek Biringkanaya, Iptu Nurman Matasa, terkait hasil pemeriksaan Dokpol.
"Senin (6/6/2022) malam saya ditelepon pak Nurman, katanya kasih tenang dulu perasaan ya Bu, ternyata isinya ini tiga susun di dalam box ada tujuh tengkorak bayi," terangnya.
(Tribunnews.com/Mohay/Nuryanti) (Kompas.com/Hendra Cipto)