Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ingin Dekat Rumah Jadi Alasan Warga Bertahan di Tenda Mandiri Bermodalkan Terpal

Tenda pengungsian mandiri itu pun semakin berkurang, seiring dengan berdirinya posko utama yang mampu menampung lebih banyak pengungsi

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ingin Dekat Rumah Jadi Alasan Warga Bertahan di Tenda Mandiri Bermodalkan Terpal
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI
Sejumlah warga beraktivitas di tenda pengungsian yang didirikan di tengah sawah, di Kampung Kedung Hilir, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022). Sebanyak 111 warga terdampak gempa bumi Cianjur berkekuatan 5.6 magnitudo yang terjadi pada Senin, 21 November 2022, terpaksan harus mengungsi di tenda terpal seadanya. Mereka berharap adanya bantuan sembako, selimut, dan terpal untuk mengganti tenda yang bocor dan menutupi pinggiran tenda untuk mengurangi udara dingin dan mencegah binatang sawah masuk ke tenda. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Sejak gempa bumi yang mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB, masyarakat langsung mendirikan tenda darurat di luar rumah.

Tenda- tenda darurat bermodalkan terpal yang dimiliki untuk dijadikan atap dan karpet untuk digunakan sebagai alasnya.

Awalnya, hampir di setiap titik terdapat terpal para pengungsi yang tak jauh dari rumahnya masing-masing.

Semakin ke sini, tenda pengungsian mandiri itu pun semakin berkurang, seiring dengan berdirinya posko utama yang mampu menampung lebih banyak pengungsi di satu titik yang lebih aman.

Sampai saat ini, masih banyak warga yang bertahan di tenda mandiri, walaupun jumlahnya tak sebanyak awal gempa terjadi.

Baca juga: Deretan Kisah Pilu Gempa Cianjur: Pengungsi Tidur dengan 11 Jenazah hingga Drama Evakuasi Guru TK

Salah satu warga di Kampung Gasol 2, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Dini (30) mengutarakan beberapa alasan yang menjadikannya tetap bertahan di tenda darurat.

Berita Rekomendasi

Walaupun di tenda itu, kata dia, jika malam hari terasa sangat dingin karena tidak ada apa pun yang menahan angin masuk dari bagian sampingnya.

Sedangkan pada siang hari, dirinya merasa panas berada di tenda tersebut.

 Terpal-terpal yang digunakan pun, kata Dini, merupakan terpal yang sudah dimiliki oleh warga.

Ia pun sadar akan resiko jika tetap bertahan di tenda darurat, namun beberapa alasan kuat menjadikannya tetap bertahan di tempat itu.

Kata Dini, ada sekitar 40 orang yang mengungsi di tenda mandiri di area tersebut.

"Dari hari pertama langsung kesini, kejauhan (posko utama), soalnya rumahnya pada disini deket-deket," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (25/11/2022).

Selama tinggal di tenda itu, Dini mengaku tak pernah pulang ke rumahnya, karena tempat tinggalnya mengalami kerusakan.

Baca juga: Pengungsi Gempa Cianjur Geram Banyak Orang Datang untuk Foto di Lokasi: Ini Bukan Wisata Bencana

"Disini aja engga pulang kerumah, soalnya engga bisa ditempatin juga tempatnya, kalau ke tempay yang lain juga pada penuh," kata wanita berkerudung biru dongker itu.

Meski tinggal di tenda mandiri, Dini mengaku tak kekurangan makanan, karena tempatnya pun sudah mendapatkan bantuan logistik.

"Makanan mah ada ,obat-obatan juga ada, cuma masih kurang sih kadang susu nya yang engga ada," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Tak Ingin Jauh dari Rumah Menjadi Alasan Korban Gempa Cianjur Bertahan di Pengungsian Mandiri

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas