Nasib Penumpang Mobil Angkot Warna Biru yang Terbawa Tanah Longsor Akibat Gempa Cianjur Terungkap
Taufiq pun mengungkapkan kondisi terkini murid yang berhasil selamat dari longsor tersebut
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Sebuah angkot jatuh ke dalam jurang karena terbawa longsoran tanah yang terjadi karena gempa bumi dengan magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11/2022).
Angkot dievakuasi petugas gabungan dari dasar jurang di Jalan Raya Labuan-Cianjur, Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur pada Rabu (23/11/2022).
Setelah mobil angkot berhasil dievakuasi, tidak ditemukan korban jiwa namun ditemukan dua buah sepatu yang berukuran kecil seperti untuk anak-anak.
Pada hari ini, Jumat (25/11/2022), Tribunjabar.id mencoba untuk mencari tahu siapa saja penumpang pada angkot tersebut.
Dari informasi yang didapat, angkot biru tersebut berisi rombongan delapan murid laki-laki dan satu guru pendamping dari STP SD Khoiru Ummah Cianjur dan sopir angkot.
Tribunjabar.id juga sudah mengkonfirmasi langsung kepada Ustaz Taufiq Andi selaku pendamping rombongan siswa perempuan.
Baca juga: Angkot yang Tertimbun Longsor Gempa Cianjur Ditumpangi 8 Hafiz Cilik Al-Quran, Sopirnya Selamat
Ia menyatakan, angkot yang berhasil dievakuasi pada Rabu (23/11) kemarin memang angkot yang membawa rombongan murid-murid STP SD Khoiru Ummah Cianjur.
"Iya benar, angkot biru itu, sepatu yang ditemukan itu sepatunya Dawa murid yang selamat dari kejadian longsor tersebut," ujar Taufiq saat ditemui Tribunjabar.id, Jumat (25/11/2022).
Ia pun menceritakan bagaimana kejadian itu bisa menimpa terhadap murid-muridnya dan satu rekan kerjanya.
"Jadi bermula saat kami sedang perjalanan pulang dari acara Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Sarongge (tempat kemping).
Konsep acaranya memang ada kemping, tapi karena kami bawa anak-anak jadi cuma mengikuti pembukaannya aja pada Senin (21/11) kemarin," ujar Taufiq yang menjabat sebagai Ketua PKBM Khoiru Ummah.
Rombongan yang mengikuti PKBM itu terbagi menjadi dua, yakni rombongan murid perempuan dan murid laki-laki.
"Jadi pas arah pulang menuju sekolah, kami melintas di depan Sate Shinta (lokasi titik longsor), lalu ada suara gemuruh dari atas. Nah untuk rombongan saya yang murid perempuan ini selamat karena longsor itu tertahan besi dan batu penahan tebing," ucapnya.