Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dhio Sempat Telepon ART Minta Pertolongan, Agus Semula Tak Curiga Keponakannya itu Racuni Sekeluarga

Agus Sutiarso, kakak korban tak menyangka keponakan Dhio itu tega membunuh keluarganya sendiri.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dhio Sempat Telepon ART Minta Pertolongan, Agus Semula Tak Curiga Keponakannya itu Racuni Sekeluarga
Kolase/Tribun Jogja
Pihak kepolisian berhasil mengamankan gelas dan sendok untuk mengaduk minuman beracun yang menewaskan sekeluarga di Magelang. Agus Sutiarso, kakak korban tak menyangka keponakan Dhio itu tega membunuh keluarganya sendiri. 

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Satu keluarga yang terdiri dari AA (ayah), HR (ibu) dan DK (anak), warga di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang tewas di tangan anaknya sendiri, DDS.

DDS alis Dhio adalah anak kedua korban AA dan HR sekaligus adik kandung dari korban DK.

Kakak laki-laki dari korban Heri Riyani (HR), Agus Sutiarso tak menyangka keponakannya itu tega membunuh orangtua dan kakaknya.

Padahal menurutnya, Dhio selama ini dikenal baik.

Baca juga: Satu Keluarga di Magelang Tewas, Pelaku Diduga Anak Kedua, Beri Racun pada Teh dan Es Kopi

Begitu pula dengan ART keluarga korban, Sartinah yang sempat diminta oleh pelaku Dhio untuk menolong para korban.

Berikut pengakuan ART dan kakak kandung korban terkait pembunuhan satu keluarga ini.

Telepon ART

Berita Rekomendasi

Sebelum ketiga korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, ternyata Dhio sempat menelepon Sartinah (47) asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di rumah mereka.

Sartinah mengaku mengetahui kejadian setelah ditelepon oleh anak kedua dari korban (Dhio).

"Saya ditelepon sekitar pukul 07.30 WIB, saya kan posisinya tidak menginap. Terus, saya diminta untuk menolong tapi korban sudah pada pingsan semua, pingsannya itu di dalam kamar mandi semua," ujar Sartinah saat ditemui di lokasi, Senin (28/11/2022).

Sartinah kemudian menolong korban yang dalam keadaan pingsan ke kamar. Dia dibantu oleh anaknya dan anak kedua korban (Dhio).

"Itu digotong bertiga, saya sama anak saya, sama anak kedua itu. Gotong semua, terus saya taruh di kasur. Ya, tadi kayaknya masih napas tapi saya tidak mengetahui sekali ya, badannya masih hangat. Sempat saya kasih minyak kayu putih juga," ujar Sartinah.

Sartinah yang sudah 15 tahun bekerja di rumah tersebut mengaku, selama ini korban tidak pernah mengeluh sakit berat.

Namun, tiga hari kemarin memang korban sempat mengalami keracunan dari es dawet.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas