Dhio Sempat Telepon ART Minta Pertolongan, Agus Semula Tak Curiga Keponakannya itu Racuni Sekeluarga
Agus Sutiarso, kakak korban tak menyangka keponakan Dhio itu tega membunuh keluarganya sendiri.
Editor: Dewi Agustina
Sedangkan korban Dhea diberikan minyak kayu putih oleh ART.
Untuk korban Abas diberikan minyak kayu putih oleh anak kedua Dhio.
Menurut saksi, ketika dibawa ke rumah sakit semua dalam kondisi pingsan.
"Tapi kan ada kabar setelah bapak dan anaknya dibawa ke rumah sakit, yang terakhir adik saya (Riyani), bapaknya sama anaknya itu di rumah sakit meninggal."
"Terus saya cari ambulans untuk membawa adik saya ternyata sampai di rumah sakit dinyatakan meninggal juga," ucapnya.
Menurut Agus, selama ini tidak pernah ada konflik antar keluarga ataupun masalah.
Yang dia ketahui keluarga korban dalam kondisi baik.
"Tidak pernah ada konflik. Korban Abas ini baru saja pensiun per Oktober 2022 lalu dari jabatannya dulu sebagai kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) departemen keuangan,"ungkapnya.
Dhio sakit hati dibebani untuk bantu perekonomian keluarga
DDS diamankan polisi tak lama setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi penemuan mayat di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik, DDS akhirnya mengakui semua perbuatannya yang menaruh racun di minuman teh hangat dan es kopi yang diminum para korban.
DDS mengaku sengaja menaruh racun di minuman karena sakit hati terhadap orang tua dan kakaknya.
Selama ini, DDS mengaku dibebani oleh keluarganya untuk membantu perekonomian keluarga setelah ayahnya pensiun.
Sementara kakaknya tidak dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.
Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan motif pembunuhan berancana yang dilakukan oleh DDS karena sakit hati.
Menurut Kapolres, sakit hati pelaku terhadap orang tua dan kakaknya ini bermula saat sang ayah memasuki masa pensiun sekitar dua bulan silam.
Otomatis pemasukan untuk keluarga hanya bersumber dari uang pensiun yang diterima oleh AA.
Sebab, DDS dan DK tidak bekerja.
Sementara kebutuhan keluarga cukup tinggi karena AA juga menderita sakit.
Uang pensiun tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengobatan AA.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, DDS pun dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.
Sedangkan kakak perempuannya DK tidak dibebani.
Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati sehingga merencanakan pembunuhan terhadap ketiganya.
"Anak pertama (DK) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua tidak bekerja. Tapi dia (DDS) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati," jelasnya.
DDS pun kemudian merencanakan pembunuhan dengan membeli racun jenis arsenik secara online.
Racuni es dawet
Ini bukan kali pertama Dhio berupaya membunuh keluarganya.
Sebelumnya pada 23 November lalu, dia menaruh racun jenis arsenik di minuman dawet yang sengaja dibelinya.
Kemudian dawet-dawet itu diberikan kepada orang tua, kakak serta beberapa orang lainnya.
"Rabu sudah mencoba (meracuni korban), tapi kadar racunnya rendah sehingga hanya membuat korban muntah-muntah," jelasnya.
Karena gagal, pelaku kembali melakukan aksinya dengan menaruh racun di minuman teh dan es kopi pada Senin (28/11/2022) kemarin.
Pelaku menaruh racun sebanyak dua sendok teh ke minuman yang diminum oleh para korban hingga akhirnya meninggal.
AKBP Mochammad Sajarod Zakun menambahkan, saat ini pelaku sudah ditahan penyidik dan dijerat dengan pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.
Dhea gagal menikah
Rencana pernikahan DK kini sirna.
DK meninggal dunia bersama kedua orang tuanya AA dan HR di rumahnya pada Senin (28/11/2022) pagi.
Ketiganya meninggal setelah mengonsumsi minuman beracun.
Tragisnya, pelaku yang melakukan pembunuhan dengan cara membubuhi racun arsenik ke dalam minuman teh dan kopi yang diminum oleh satu keluarga tersebut adalah adik kandungnya sendiri berinisial DDS.
Racun yang dibeli secara online tersebut dibubuhkan oleh DDS pada teh dan kopi pada Senin (28/11/2022) pagi.
Ketiga korban, yakni DK, AA dan HR yang meminum teh dan kopi beracun tersebut langsung meninggal dunia.
Ketiganya meninggal tak lama setelah mengkonsumsi teh dan kopi beracun di dalam kamar mandi.
Kini, rencana DK untuk bersanding di pelaminan sirna.
DK meninggal di tangan adik kandungnya sendiri.
Kakak HR atau pakde DK, Agus Kustiardo (58) membenarkan kalau keponakannya tersebut akan menikah.
Hanya saja, kapan pernikahan itu akan dilaksanakan belum ditentukan karena belum ada pertemuan dengan keluarga besar.
"Memang ada informasi akan menikah, tetapi belum tahu kapannya. Soalnya belum ada rembukan dengan keluarga," ujarnya, Senin (28/11/2022) malam.
Soal rencana pernikahan korban DK juga diketahui oleh Kepala Desa Mertoyudan Eko Sungkono.
Ia membenarkan, kalau informasi korban akan menikah.
"Iya, setahu saya memang akan menikah. Namun, memang kapannya belum diketahui. Belum ada juga laporan ke KUA," urainya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com
Pelaku Pembunuhan Sekeluarga di Magelang Ternyata Dua Kali Rencanakan Aksinya, yang Pertama Gagal
Update Pembunuhan Sekeluarga di Magelang : Rencana Pernikahan Sirna, DK Tewas Diracun Sang Adik