Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebagian dari Kecamatan Cugenang & Pacet Daerah Rawan Gempa, Sebaiknya Tidak Dijadikan Tempat Hunian

BMKG menyebut Kecamatan Cugenang dan Pacet sebaiknya tidak menjadi tempat hunian pasca bencana gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sebagian dari Kecamatan Cugenang & Pacet Daerah Rawan Gempa, Sebaiknya Tidak Dijadikan Tempat Hunian
Tribun Jabar/Adi Ramadhan
Satu jenazah korban gempa Cianjur kembali ditemukan tim Basarnas, Sabtu (3/12/2022) pagi. BMKG menyebut Kecamatan Cugenang dan Pacet sebaiknya tidak menjadi tempat hunian pasca bencana gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur. 

Adapun platform untuk mengetahui informasi bencana dan risiko tersebut bernama Inarisk.

Platform ini berisi gambaran cakupan wilayah ancaman bencana, populasi terdampak, potensi kerugian fisik, ekonomi hingga lingkungan.

Saat ini platform Inarisk telah memetakan wilayah rawan bencana di hampir 80 ribu desa.

Di mana 53 ribu di antaranya masuk kategori rawan bencana tinggi dan sedang. Kemudian 5.744 desa rawan gempa dan tsunami.

"Kami sekarang bisa memetakan, sekitar hampir 80 ribu desa di Indonesia dan 53 ribu di antaranya rawan bencana tinggi dan sedang. 45 ribu desa lebih rawan gempa, kemudian desa yang rawan gempa dan tsunami ada sekitar 5.744 desa," ujar Pangarso dalam diskusi daring Polemik Trijaya, Sabtu (3/12/2022).

Selain itu ada pula 2.160 desa rawan terdampak letusan gunung berapi, serta 37 ribu desa berisiko terdampak banjir dan 41 ribu rawan kekeringan.

Banyak dan beragamnya bencana alam tersebut tak ayal mengancam 51 juta keluarga yang ada di 53 ribu desa yang telah masuk dalam pemetaan BNPB.

Baca juga: Update Gempa Cianjur, 17 Jenazah Ditemukan Hari Ini: 9 Pelintas, 8 Warga Cugenang

Berita Rekomendasi

"Yang perlu kita pastikan dan kuatkan adalah bagaimana cara kita mengurangi risiko, termasuk dengan cara meningkatkan kapasitas masyarakat dan pola di desa," ujarnya.

Kendati telah memetakan, BNPB menyatakan bahwa bencana alam tak dapat diprediksi secara pasti oleh manusia, termasuk kerusakan yang ditimbulkan.

"Mitigasinya sudah dilakukan, kami sudah siapkan desa-desa di Selatan pantai Jawa, siapkan desa-desa tangguh sepanjang pantai rawan tsunami. Namun yang terjadi justru di darat. Jadi kami memang tidak bisa tau pasti," katanya.

Gempa Susulan Cianjur Capai 378 Kali

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa susulan di Cianjur, Jawa Barat terjadi 378 kali.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam agenda diskusi Menyoal Mitigasi dan Penanganan Bencana di Jakarta, Sabtu (3/12/2022).

"Update gempa susulan hampir dua pekan sampai pagi ini pukul 10.00 WIB itu sudah 378 gempa," kata Daryono.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas