Pariwisata Kawasan Danau Toba pada 2023 Jangan Hanya Andalkan Keindahan Alam Saja
Hasil letusan gunung berapi super atau disebut juga dengan istilah supervolcano itu memunculkan Danau Toba yang menebarkan keindahan alam mempesona
Penulis: Johnson Simanjuntak
Editor: Eko Sutriyanto
Di berbagai tempat wisata yang saya kunjungi di Eropa, hampir semua ada pengamen. Para pengamen itu dijadwalkan tampil berbagai sudut kota.
Baca juga: Menpora Pimpin Rapat Persiapan F1 Powerboat Yang Akan Terselenggara di Danau Toba
Talenta masyarakat di kawasan Danau Toba yang rata-rata memilki suara merdu untuk menyanyi sejatinya bisa ditampilkan. Potensi yang dimiliki masyarakat kawasan Danau Toba ini salah satu yang perlu dievaluasi.
Sanggam Hutapea mengakui belum melihat banyak peran pemerintah daerah, khususnya Pemda di wilayah kawasan Danau Toba.
Demikian juga, keberadaan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) sebagai wakil pemerintah pusat di kawasan Danau Toba hanya membuat konsep, sedang yang mengeksekusi produk-produk itu sejatinya adalah Pemda di kawasan Danau Toba itu sendiri.
Sanggam Hutapea mengingatkan sudah hampir 20 tahun Danau Toba tidak pernah lagi diperhatikan Pemerintah sebelum Presiden Jokowi. Dengan demikian dapat dikatakan sekitar 20 tahun juga agenda pariwisata dunia melupakan Danau Toba.
"Mereka-mereka itu mengenal Danau Toba, tentu sudah tua. Jadi harus disadari karena sudah 20 tahun terputus maka diperlukan terobosan untuk mengenalkan pariwisata Danau Toba itu kembali ke pasar potensial," katanya.
Sebagai pelaku pariwisata aktif, Sanggam Hutapea berpandangan untuk promosi kawasan destinasi Danau Toba saat ini, penopangnya adalah pasar dalam negeri. Kalau pasar luar negeri (wisatawan mancanegara) butuh waktu.
Sanggam lebih mendorong promosi diintensifkan untuk pasar domestik dengan melakukan rekayasa-rekayasa mendatangkan wisatawan domestik ke Danau Toba.
Sanggam Hutapea menyarankan peran aktif Pemda mengimbau diaspora orang Batak yang banyak di perantauan guna datang berwisata ke Danau Toba.
"Jika tidak ada upaya dan kerja keras menggali potensi- potensi terpendam di kawasan Danau Toba, maka perubahan dan pembenahan yang bisa membuat wisatawan tertarik tidak akan terjadi. Kalau hanya andalkan keindahan alam Danau Toba maka akan sulit menjadikan Danau Toba sebagai tujuan utama wisatawan," ujarnya.
Alumni pasca sarjana Universitas Gajah Mada itu mengharapkan tujuh kabupaten yang daerahnya bersentuhan langsung di kawasan Danau Toba di 2023 dapat menjalin kerja sama yang permanen dan sepakat membangun destinasi wisata di kawasan Danau Toba.
Artinya setiap daerah harus mampu melahirkan produk dan menghadirkan destinasi-destinasi yang menjadi daya tarik, sehingga wisatawan tidak monoton hanya menikmati keindahan alam Danau Toba.