Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belajar Kuat dari Keju Indrakila, Usaha Lokal yang Terus Berkarya Walau Ditempa Pandemi dan PMK

Inilah kisah usaha lokal asal Boyolali, Jawa Tengah, Pabrik Keju Indrakila, yang tetap berkarya walau digerus Pandemi dan PMK.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Belajar Kuat dari Keju Indrakila, Usaha Lokal yang Terus Berkarya Walau Ditempa Pandemi dan PMK
ISTIMEWA
Noviyanto, Founder Keju Indrakila saat memberikan pelatihan pembuatan keju. (istimewa) 

"Masih belum banyak kalau untuk produksi, sekitar 500 liter sekali produksi terbagi di 3 sampai 4 kali produksi dalam satu minggu," kata Noviyanto lagi.

500 liter susu itu diolah menjadi 50 kilogram (kg) varian keju.

Pandemi Covid-19, membuat Noviyanto mengubah strategi bisnisnya, serta mulai dari nol lagi mencari target pasar baru.

Diketahui pelanggan Pabrik Keju Indrakila dulu mayoritas dari pelaku usaha, yakni cafe serta restoran.

Namun kini sedikit berubah, pelanggannya mayoritas adalah warga lokal, dengan cakupan pasar dari Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, serta beberapa ke Bali.

"Dulu produk keju kami banyak lari ke Bali dengan penikmat warga asing, namun kini banyak warga lokal," lanjutnya.

Dari Pandemi Covid-19, Terbitlah PMK

Inovasi Pabrik Keju Indrakila, berupa produk kastengel keju. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Inovasi Pabrik Keju Indrakila, berupa produk kastengel keju. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) ((Tribunnews.com/Garudea Prabawati))
Berita Rekomendasi

Ketika Pabrik Keju Indrakila mulai merangkak dari gempuran pandemi Covid-19, datanglah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Co-Founder Pabrik Keju Indrakila, yang juga adik kandung dari Noviyanto, Romy Anjas Arfiyanto, menjelaskan kondisi tersebut tentu saja berpengaruh besar bagi produksi keju.

"Peternak sapi di Boyolali saat wabah PMK terjadi, hampir kehilangan 2.000 liter susu per hari," ujarnya kepada Tribunnews, Rabu (28/12/2022).

Lanjutnya, wabah PMK yang menyerang ternak di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengakibatkan populasi sapi perah menurun.

Kondisi ini berdampak terhadap penurunan produksi susu.

Akibat PMK, para peternak sapi perah merugi, banyak ternak mereka yang mati, dipotong paksa, dan harga jualnya turun.

Tetap Jaga Kualitas

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas