Belajar Kuat dari Keju Indrakila, Usaha Lokal yang Terus Berkarya Walau Ditempa Pandemi dan PMK
Inilah kisah usaha lokal asal Boyolali, Jawa Tengah, Pabrik Keju Indrakila, yang tetap berkarya walau digerus Pandemi dan PMK.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
Walau demikian, Noviyanto dan tim Pabrik Keju Indrakila tetap berkarya, menghasilkan banyak varian keju lokal, namun dengan kualitas internasional.
Pantauan Tribunnews, Noviyanto tetap mempersolek toko Keju Indrakila, yang terletak di Jl Prof Soeharso No 41 Boyolali.
Di toko tersebut terdapat sejumlah jenis keju yang diproduksi Indrakila, ada mozzarella, feta, feta black pepper, hingga feta olive oil.
Pabrik Keju Indrakila juga memproduksi keju mountain, mountain chili, dan yang paling khas adalah keju boyobert.
Boyobert adalah keju inovatif dari Pabrik Keju Indrakila, keju lokal Boyolali yang terinspirasi keju asal Prancis, camembert.
"Kualitas tetap nomor satu, yang penting konsumen tetap diutamakan, sehingga ending-nya ada repeat order," imbuhnya.
Pria penerima penghargaan Satu Indonesia Award dari PT Astra Internasional pada 2012 ini mengatakan untuk kuantitas pelanggan diakuinya lebih banyak saat ini.
"Strategi pasar kami baru, dulu produk kami banyak ke Bali, namun karena pasar Bali sekarang seret, jadi kami terus berusaha di pasar lokal, yang pemakaiannya untuk rumahan atau usaha kecil-kecilan, sehingga secara kuantitas pasar lebih banyak saat ini dibandingkan sebelum pandemi covid-19, artinya kalau kita mencermati rupanya banyak pelaku usaha kecil yang bertumbuh," ungkapnya lagi.
Tim Tribunnews pun sempat diajak menengok lokasi produksi keju, terletak di Desa Kiringan, lokasinya hanya beberapa ratus meter dari toko Keju Indrakila.
Romy Anjas Arfiyanto, menjelaskan saat itu tengah mempersiapkan produksi keju untuk hari Rabu (28/12/2022).
Diterangkannya, dalam proses pembuatan keju, susu dari peternak akan disuling, difilter dan disaring, diproses dalam sebuah tangki besar.
Lantas adal proses pasteurisasi susu dengan suhu 70 derajat, kemudian diturunkan menjadi 50 derajat.
"Lantas proses selanjutnya dengan pemberian bakteri A dalam susu kemudian diaduk, dan kemudian memasukkan bakteri B," katanya kepada Tribunnews, Rabu (27/12/2022).
Bakteri akan bekerja, dan dengan melalui waktu dalam proses tersebut, kemudian menghasilkan curd dan whey.
Curd inilah yang kemudian diolah menjadi keju Indrakila, sedangkan whey yang merupakan limbah dari pengolahan akan dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk atau campuran makanan sapi.
Perkuat Pasar Lokal di Tengah Gempuran Impor
Gertak langkah Noviyanto bersama tim-nya di Pabrik Keju Indrakila diperkuat, selain untuk mempertahanan usaha juga untuk upaya mendominasi pasar lokal.
"Saat ini pemain keju sudah banyak datang ke Boyolali, produk impor sudah banyak yang masuk, kalau kita diam akan tergerus lama-lama," katanya.
Menurut Novi masih banyak upaya-upaya yang dilakukan untuk tetap mendominasi pasar lokal.
Di sektor pariwisata contohnya, Pabrik Keju Indrakila terus bermain di sektor tersebut.
Baginya ada semacam nasionalisme kecil untuk berupaya ikut serta memanjukan perekonomian Boyolali, salah satunya lewat wisata kuliner.
"Jadi ikut mempertahankan produk lokal Boyolali, sehingga kalau ada wisatawan ke Boyolali, ada apa to di sini, oh ada keju, oh ada susu, di mana itu khas produk sini, bukan malah produk pendatang yang mendominasi," kata Noviyanto.
Semangat Kolaboratif, Tak Melulu Soal Cuan
Salah satu antisipasi yang dilakukan Noviyanto dalam upaya ikut serta memperkuat pasar lokal adalah dengan berkolaborasi dengan UMKM lokal.
Termasuk dengan masuk Forum Brand Lokal Boyolali.
"Di forum tersebut isinya UMKM-UMKM lokal asal Boyolali, tidak hanya olahan susu ada kopi dan lain-lain, kami bersama-sama saling membantu memperkenalkan produk kami, dengan tujuan besar memperkuat pangsa pasar kami masing-masing," katanya.
Praktiknya, Noviyanto menyediakan tempat di Toko Keju Indrakila, untuk produk UMKM lain sistemnya kongsinyasi, dan hal tersebut diakuinya berjalan cukup lancar.
Pun produk Keju Indrakila, yang kadangkala dititipkan ke UMKM rekanan yang mengikuti pameran.
Selain itu Pabrik Keju Indrakila juga membuka pelatihan pembuatan keju natural untuk masyarakat umum.
Hingga saat ini, lanjut Noviyanto, sudah 1.000 orang yang mengikuti pelatihan pembuatan pabrik keju.
"Dengan asumsi besok kalau kita bisa ngelatih pembuatan keju, dan berlanjut sampai produksi, kita memiliki teman untuk keroyokan mendominasi pasar lokal di tengah gempuran importir," pungkasnya.
"Bukan memerangi pasar impor, dan bukan lagi teknik kompetisi, namun kolaborasi, sehingga pangsa pasar semakin kuat," tutupnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.