Ayah Korban Sebut Penculik Anaknya di Semarang Putarbalik Fakta, Pelaku Ternyata Residivis
Ia pernah masuk jeruji besi untuk kasus penipuan sebanyak 2 kali, tak hanya di kota Semarang, pelaku juga terjerat kasus serupa di Kabupaten Semarang
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng Iwan Arifianto
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Ayah korban penculikan Semarang, Setiawan mengaku dibuat jengkel karena keterangan yang disampaikan tersangka pelaku penculikan di Semarang sering berubah-ubah.
"Tersangka pintar memutar balikan fakta, kalau tidak ada hukum sudah saya hajar," ujar Setiawab saat konferensi pers yang digelar Polrestabes Semarang, Kamis (12/1/2023) siang.
Ia mengaku telah berbaik hati kepada pelaku yang bekerja sebagai tukang rongsok dari memberikan minum, meminta karung bekas hingga minta diantarkan ambil rongsok diantar tapi tersangka malah langsung bawa lari motor sama anaknya.
Pelaku juga sempat mengiming-imingi anaknya untuk minta apapun nanti mau dibelikan.
"Sebagai orangtua kami nyari seharian selama 12 jam kemana-mana hingga kita dibantu polisi, baru ketemu, terima kasih pak polisi," imbuhnya.
Perkataan ayah korban bukan isapan jempol belaka sebab pelaku penculikan Santoso Budiono alias Wiro (63) merupakan seorang residivis.
Baca juga: Revaldo Residivis, Sudah Tiga Kali Ditangkap karena Kasus Narkoba
Ia sudah bolak-balik masuk jeruji besi untuk kasus penipuan sebanyak dua kali.
Tak hanya di kota Semarang, pelaku juga terjerat kasus serupa di kabupaten Semarang.
"Iya kena pasal 378 penipuan, dua kali di penjara," kata tersangka Wiro.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbantoruan mengatakan, kasus yang menjerat Santoso Budiono alias Wiro (63) masih sebatas pencurian motor.
Untuk kasus penculikan masih belum dibuktikan sebab unsur unsur penculikan belum dapat dipenuhi.
"Iya dijerat pasal 362, pencurian, unsur-unsur penculikan sejauh ini belum dapat dipenuhi," terangnya.
Diberitakan Tribun sebelumnya, penculik bocil Semarang, Santoso Budiono alias Wiro (63) sejauh ini belum terindikasi alami gangguan kejiwaan.
Indikasi pelaku alami gangguan jiwa sebab dalam melakukan aksinya hingga ditangkap polisi menunjukkan perilaku aneh.
Semisal pelaku sempat menyuruh korban yang seorang bocah usia 8 tahun berinisal WBA untuk memakan daun.
Selain itu, pelaku juga sempat berbincang dengan ibu korban membahas ilmu alternatif sebelum melakukan penculikan.
"Sejauh ini tidak (terindikasi gangguan jiwa)," terang
Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbantoruan saat dihubungi Tribunjateng.com, Rabu (11/1/2023).
Polisi tidak percaya begitu saja terhadap pengakuan maupun perilaku pelaku.
Bahkan, polisi mencium dugaan pelaku tidak beraksi pertama kali ini saja.
"Iya, ada dugaan ini bukan yang pertama," paparnya.
Donny belum dapat membeberkan kasus itu lebih jauh, ia dan anggotanya masih berupaya melakukan pendalaman.
"Masih dikembangkan oleh Resmob. Nanti kita update kalo sudah clear," ucapnya.
Ayah korban , Setiawan mengaku, mulanya didatangi seorang pemulung ketika hendak mau menutup warung ayam bakar miliknya di Jalan Hasanudin, Semarang Utara, Selasa (10/1/2023) pukul 03.30 WIB.
Kala itu, istrinya yang bernama Khairunisa menanggapi percakapan dengan pemulung paruh baya itu atau pelaku.
Obrolan tersebut berkutat soal ilmu-ilmu alternatif.
“Saya waktu itu lagi menutup warung, istri saya yang ngobrol sama pelaku. Pembahasannya soal ilmu-ilmu alternatif jadi dia yang tahu," bebernya.
Syahdan, pelaku sempat meminta Setiawan untuk diantar ke tempatnya menaruh barang rosokan.
Baca juga: Terungkap, Ada Motif Hasrat Seksual di Balik Aksi Iwan Sumarno Culik Bocah 6 Tahun di Gunung Sahari
Permintaan itu dipenuhi Setiawan karena masih dekat dengan warung.
Namun, selepas disalami oleh pelaku, Setiawan tidak fokus.
"Tidak tahu setelah salaman dengan pelaku, setelah itu saya duduk di warung, anak dan motor saya hilang," jelasnya.
Ia kemudian panik lalu mencari anaknya dengan berkeliling di sekitar tempatnya berjualan lalu menyisir ke berbagai sudut kota.
Akan tetapi hasil itu nihil hingga akhirnya melaporkan kejadian itu ke polisi.
Korban WBA ditemukan oleh polisi anggota Polsek Semarang Utara di Pasar Waru bersama pelaku.
Dari penuturan WBA yang Disamping orangtuanya mengaku, sempat diajak berkeliling di beberapa lokasi di wilayah Semarang Utara.
Selama berkeliling bersama pelaku, korban tak mendapatkan kekerasan hanya saja tidak diberi makan seharian.
"Saya malah disuruh makan godong (daun)," ucap bocah kelas 3 SD itu didampingi orangtuanya. (Iwn)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul UPDATE Penculikan Anak Semarang, Ayah Korban : Kalau Tidak Ada Hukum Sudah Saya Hajar