Melihat Gedung Panti Wangka, Saksi Sejarah Konferensi Federal Golongan Minoritas di Zaman Belanda
Bangunan berdinding putih ini menyimpan sejarah penting Indonesia meski bangunannya terkesan sepi tak berpenghuni.
Editor: Dewi Agustina
Hal ini seiring dengan dinasionalisasikannya perusahaan-perusahan pertambangan timah, BTW (Banka Tin Winning Bedrijf), GMB (Gemenschaplijke Maatschappij Billiton) dan NV. SITEM (Singkep Tin Maatschappij) oleh pemerintah Republik Indonesia menjadi perusahaan milik negara (Perusahaan Negara atau PN Timah).
Setelah itu, pengelolaannya kemudian berada di bawah Unit Penambangan Timah Bangka (UPTB) dan namanya diganti menjadi Panti Wangka.
Panti yang berarti rumah dan Wangka yang berarti Timah atau lebih dikenal dengan rumah timah. Sementara fungsinya tetap digunakan sebagai gedung pertemuan.
Panti Wangka merupakan bangunan bersejarah, baik dalam konteks sejarah lokal maupun nasional dan sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, sejarah serta memiliki nilai sosial budaya bagi masyarakat.
"Oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Pangkalpinang, berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar budaya, diregistrasi sebagai Bangunan Cagar Budaya dan harus dilindungi oleh negara," tambah Elvian.
Akhmad Elvian berharap, Panti Wangka dapat dilestarikan, dilindungi keasliannya, tetap memberikan dampak terhadap masyarakat dan dimanfaatkan.
"Pemanfaatannya dapat untuk kepentingan sejarah, Kebudayaan, ilmu pengetahuan, arsitektur, pendidikan dan untuk kepariwisataan. Bangunan tersebut dapat diadaptasi fungsinya dengan tetap memperhatikan keasliannya sesuai dengan undang undang cagar budaya nomor 11 tahun 2010," katanya.
Dengan pelestarian diharapkan bangunan tersebut dapat menjadi monumen hidup penanda kota Pangkalpinang sebagai kota bersejarah dan bangunan tersebut minimal dapat lestari melalui adaptasi pemanfaatannya menjadi destinasi wisata sejarah agar mampu membiayai perawatannya.
Senada dengan Akhmad Elvian, Peneliti Arkeolog dan Sejarah Teungku Sayyid Deqy Baraqbah berharap Panti Wangka direnovasi dengan tetap memperhatikan kaidah keorisinilannya.
Dilakukan pemeliharaan yang cukup dan berkelanjutan agar PW menjadi ikon Kota Pangkalpinang yang mempunyai nilai sejarah dan edukasi serta memiliki daya tarik dari sisi Europese Clustervorming (bangunan Cluster Eropa).
"Jika sudah dilakukan renovasi, PT Timah Tbk dapat menentukan arah kedepannya apakah Gedung Panti Wangka dapat dijadikan tempat pementasan, pertemuan, pertunjukan mengingat Panti Wangka mempunyai aula cukup besar dan layout yang representatif untuk dilakukan sebuah kegiatan, atau dapat digunakan sebagai kantor pendukung untuk core business PT TIMAH Tbk," harapnya.
Eksistensi PT Timah Tbk
Dihubungi terpisah, Kabid Komunikasi Perusahaan PT TIMAH Tbk, Anggi Siahaan menyampaikan bagaimana peran Gedung panti Wangka bagi eksistensi perusahaan di Bangka Belitung khususnya Kota Pangkalpinang.
"Bagi perusahaan, Panti Wangka sangat memiliki nilai historis dan dapat dikatakan salah satu bangunan yang sangat identik dengan citra perusahaan. Terlebih jika kita menelisik cerita tentang pemanfaatan dan sejarahnya di masa lalu," jawabnya.