Wamenaker Tinjau Lokasi Kerusuhan Pekerja di Morowali Utara, Minta PT GNI Perbaiki K3
Wamenaker menyampaikan kepada manajemen perusahaan agar segera melakukan perbaikan, baik terkait K3, hubungan industrial, maupun ketenagakerjaan
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor meninjau PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada Kamis (19/1/2023) terkait kerusuhan pekerja yang terjadi beberapa waktu lalu.
Di PT GNI, Wamenaker bertemu dengan manajemen perusahaan.
Wamenaker menyampaikan kepada manajemen perusahaan agar segera melakukan perbaikan, baik terkait K3, hubungan industrial, maupun lainnya yang terkait ketenagakerjaan.
Baca juga: Pemerintah RI Sudah Berkordinasi Dengan Pemerintah Tiongkok Terkait Insiden di PT GNI Morowali Utara
"Tadi kita dengarkan juga, bahwa pihak manajemen menerima masukan dan menerima arahan dari kami, dari Kementerian Ketenagakerjaan untuk memperbaiki K3-nya, hubungan antara pekerja dengan manajemen, semua akan dilakukan, dan mudah-mudahan ini pelajaran yang berharga buat kita," kata Wamenaker dalam keterangannya, Jumat (20/1/2023).
Wamenaker mengatakan, dengan dilakukannya segala perbaikan, maka diharapkan kejadian serupa tidak terjadi lagi dan proses produksi perusahaan berjalan dengan lancar.
Ia mengatakan bahwa keberadaan investasi sangat berharga karena dapat menunjang perekonomian Indonesia, terutama perekonomian masyarakat di Morowali Utara.
Afriansyah Noor menyatakan bahwa jika perusahaan terbukti melakukan pelanggaran norma-norma ketenagakerjaan, maka Kementerian Ketenagakerjaan tidak segan-segan melakukan langkah-langkah hukum.
Wamenaker mengimbau kepada manajemen perusahaan agar mau mendengarkan setiap aspirasi dari pekerja.
Sementara kepada pekerja, Wamenaker meminta agar dalam menyuarakan aspirasi dilakukan secara bijaksana dengan cara menjauhi aksi-aksi yang berpotensi anarkis.
"Iya, (insiden) ini akumulasi yang bertumpuk-tumpuk, tidak ada komunikasi akhirnya meledak. Tentunya dengan mediasi dan komunikasi, yang buntu dan tersumbat bisa tersalurkan," ujarnya.