Profil Nono, Bocah SD Juara Dunia Matematika, Tertarik pada Matematika sejak Usia 5 Tahun
Simak profil Nono, bocah SD yang jadi juara dunia Matematika. Nono sudah tertarik pada Matematika sejak usia 5 tahun.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.com - Sosok Nono, bocah kelas 2 SD asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencuri perhatian karena prestasinya di dunia internasional.
Nono adalah juara pertama Abacus World Competition 2022.
Dikutip dari Pos-Kupang.com, Nono berhasil mengalahkan peserta lainnya yang berjumlah 7.000 orang.
Ia berada di peringkat pertama, sementara di urutan kedua ada perwakilan dari Qatar dan ketiga dari Amerika Serikat (AS).
Berkat prestasinya, Nono bertemu dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, dan diundang ke PT Astra Internasional.
Saat bertemu Nadiem, Nono menolak pemberian laptop dari sang menteri karena dirinya sudah memiliki laptop.
Baca juga: Kabar Terbaru Nono Bocah Juara Dunia Matematika: Tolak Hadiah Mobil, Keluarga Diminta Jangan Sombong
"Selama di Jakarta Nono menolak beberapa hadiah seperti pemberian mobil dari PT Astra Internasional Tbk."
"Selain itu, Nono juga menolak hadiah yang diberikan oleh Mendikbud Nadiem Makarim," ungkap ibu Nono, Nuryati, Senin (30/1/2023).
Lantas, seperti apakah profil Nono?
Profil Nono
Nono memiliki nama lengkap Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay.
Nono lahir di Kupang pada 2 April 2015.
Ia berhasil menempati peringkat pertama dari total 7.000 peserta yang mengikuti Abacus World Competition.
Saat ini, ia duduk di bangku kelas 2 SD Inpres Buraen II, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang.
Menurut paman Nono, Metusalak Tnunay, ada empat marga besar yang melekat di nama keponakannya, yaitu marga Keo, Tnunay, Nono, dan Soreninu.
Nono lahir dari pasangan Nuryati Usanak Seran dan Raflim Meo.
Nuryati diketahui berprofesi sebagai guru kontrak di tempat Nono sekolah.
Sementara, sang ayah bekerja sebagai tukang bangunan.
Nono bersama keluarganya tinggal di Kelurahan Buraen, Kecamatan Amarasi Selatyan, Kupang.
Baca juga: Raffi Ahmad Berikan Uang Rp10 Juta ke Nono sang Juara Dunia Matematika: Buat Sekolah
Saat wawancara bersama Pos-Kupang.com, Nono mengungkapkan ia bercita-cita sebagai tentara.
Selain itu, ia juga ingin menciptakan mobil tercepat hingga pesawat.
Cita-cita Nono ini terinspirasi dari idolanya, Elon Musk.
Nono mengaku dirinya kerap melihat Elon Musk di YouTube.
"Saya ingin seperti Elon Musk."
"Saya bercita-cita untuk menjadi tentara dan bisa menciptakan Oto (Mobil) paling tercepat, kereta paling tercepat, dan pesawat," ujar Nono, Kamis (19/1/2023).
Keberhasilannya menjuarai Abacus World Competition tak lepas dari kesenangan Nono belajar Matematika.
Nono mengaku ia sangat senang belajar Matematika dengan metode gampang, asyik, dan menyenangkan (Matematika Gasing).
"Nono merasa senang. Saya belajar Matematika Gasing," katanya.
Diketahui, ia merupakan siswa binaan Yayasan Pendidikan Astra.
Ada kebiasaan yang tak pernah dilupakan Nono setiap sebelum belajar.
Menurut sang ibu, Nuryati, Nono akan selalu membaca Alkitab dan berdoa.
"Nono selalu diajarkan sebelum belajar harus membaca Alkitab dan Berdoa. Itu yang selalu diajarkan," ungkapnya.
Setelah Abacus World Competition, Nono direncanakan akan mengikuti olimpiade tingkat ASEAN pada November 2023 mendatang.
Baca juga: Cerita tentang Nono, Siswa Inspiratif Juara International Abacus World Competition 2022
Sudah Aktif sejak Kecil
Ibu Nono, Nuryati, mengungkapkan anaknya memang sudah aktif sejak kecil.
Bisa dibilang kecerdasan Nono berada di atas rata-rata anak seusianya.
Menurut Nuryati, Nono sudah pandai berbicara sejak usia satu tahun.
Bahkan, ketika menginjak usia lima tahun dan bersekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tunas Belia, Nono sudah bisa membaca.
Kala itu, Nono selalu mengikuti kursus bahasa Inggris setiap minggu.
"Dia ini baru usia satu tahun sudah aktif berbicara."
"Saat masuk PAUD dia sangat pintar, bahkan minta untuk ikut kursus bahasa Inggris," urai Nuryati.
Awal kecintaan Nono pada Matematika bermula saat ia berusia lima tahun.
Ia tertarik pada Matematika karena terinspirasi oleh ahli Fisika dan Matematika, Yohanes Surya.
"Anak saya ini suka belajar matematika sejak berumur lima tahun," katanya.
Awalnya, Nono mengambil buku kelas III yang pada bagian sampul bukunya ada gambar Yohanes Surya.
Melihat anaknya membaca buku itu, Nuryati memberi tahu Nono bahwa sosok yang ada di dalam gambar adalah Yohanes Surya, pengajar ilmu Matematika dan Fisika yang andal.
Sejak saat itu, Nono langsung menunjukkan ketertarikannya dalam membaca buku-buku yang berisi materi Matematika.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Choirul Arifin, Pos-Kupang.com/Agustinus Tanggur/Ryan Tapehen)