Peran Enam Pelaku Penganiayaan di Yogyakarta, Terlibat Kekerasan karena Solidaritas Sesama Teman
Para pelaku penganiayaan di Yogyakarta dapat dijerat dua pasal. Mereka memiliki peran yang berbeda-beda saat terlibat penganiayaan.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Pravitri Retno W
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Saiful Anwar, mengatakan aksi penganiayaan terekam kamera dan polisi melakukan pengejaran terhadap para pelaku.
"Karena viral para pelaku ini sempat kabur. Mereka akhirnya kami amankan di luar kota," ungkapnya, Jumat.
Baca juga: Menteri PPPA Kecam Penganiayaan Ayah Terhadap Anaknya Hingga Tewas di Cimahi
Kombes Pol Saiful Anwar menjelaskan, motif para pelaku melakukan penganiayaan yakni merasa kesal dengan dua korban yang sempat beraksi menggunakan sepeda motor di jalanan.
"Diawali korban RK keluar dari kontrakannya sekitar jam 03.30 WIB niatnya jalan-jalan, pada saat melewati Malioboro mereka sempat bleyer motor dan men-jumping-kan motornya," lanjutnya.
Di tengah jalan, dua korban dihentikan oleh para pelaku dan terjadi keributan di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
"Itu kejadian pertama, pada saat kejadian itu pelaku merasa terdesak dan pulang mengambil besi, kemudian mendatangi tempat nongkrong teman-temannya," tandasnya.
Lantaran belum puas dengan aksi penganiayaan pertama, para pelaku menyiapkan senjata tajam dan kembali menyerang kedua korban.
Penganiayaan ini viral di media sosial karena terjadi di pusat kota Yogyakarta.
Kata Sekretaris Daerah DIY
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji, mengatakan berbagai upaya sudah dilakukan agar tidak ada kasus kekerasan.
Ia sangat menyayangkan penganiayaan yang terjadi dan berharap kejadian serupa tidak terulang.
Baca juga: Anak Anggota DPRD Wajo Ditahan dan Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Penganiayaan Tukang Parkir
"Kami prihatin dan menyayangkan atas terjadinya peristiwa itu. Kasus yang seperti ini kita sudah mengupayakan dengan segala macam cara baik dalam bentuk pencegahan melalui sosialisasi di sekolah di rumah tangga kita lakukan patroli dan lain-lain," katanya, Rabu (8/2/2023).
Baskara Aji berusaha memaksimalkan beberapa dinas terkait dan kepala desa untuk melakukan pencegahan kasus kekerasan.
"Tentu upaya-upaya yang kita lakukan tetap kita teruskan dan kita akan selalu mencoba mencari cara yang paling jitu dalam rangka untuk menghilangkan kasus kekerasan di kalangan remaja apalagi di jalanan," bebernya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Miftahul Huda/Yuwantoro Winduajie)