Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanahnya akan Dibeli untuk IKN, Warga Ngaku Seperti Ditodong, Moeldoko Minta Tak Manfaatkan Situasi

Warga dapat informasi nilai ganti rugi lahan untuk pembangunan IKN Nusantara hanya berkisar Rp 115.000 sampai Rp 300.000 per meter.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Tanahnya akan Dibeli untuk IKN, Warga Ngaku Seperti Ditodong, Moeldoko Minta Tak Manfaatkan Situasi
Tribunnews.com/Yulis Sulistyawan
Lokasi Istana Presiden di IKN Nusantara. Persoalan pembebasan tanah untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, sampai saat ini belum tuntas semua. Sejumlah warga yang berada di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara pun enggan menjual tanahnya kepada pemerintah karena dinilai terlalu kecil. 

Dari jumlah tersebut, Bambang menyebut, 90 investor diantaranya dikategorikan pihak serius.

Dari 90 investor yang dikategorikan serius, Bambang mengatakan, 25 investor aktif menjalin komunikasi dengan Otorita IKN.

"25 (investor) yang aktif portofolio yang memang sedang intens bolak balik (komunikasi)," ujar Bambang ditemui di Kompleks Parlemen, Senin (6/2/2022).

Bambang menuturkan, 25 investor tersebut aktif meminta data informasi dan kejelasan tentang kondisi di lapangan.

Menurutnya, para investor butuh waktu untuk melakukan studi kelayakan. Hal ini terkait dengan perhitungan investasi yang akan mereka kucurkan.

"Kita sih pengen secepatnya, InsyaAllah tahun ini dalam kuartal dua nanti akan ada pecah telor (realisasi investasi dari investor)," ucap Bambang.

Bambang mengatakan, PP tentang kemudahan investasi akan terbit dalam waktu dekat.

Baca juga: Infrastruktur Digital Digenjot di IKN, Lahan 2 Hektar Disiapkan Buat Data Center

BERITA TERKAIT

Setelah PP terbit, Otorita IKN dan Kementerian Investasi/BKPM akan memberi penjelasan kepada semua pihak mengenai isi PP tersebut.

"Semua menteri udah paraf, termasuk saya, kemudian lewat setneg ke presiden," ungkap Bambang.

Selain itu, Bambang mengatakan, Otorita IKN telah mengajukan usulan pagu anggaran untuk tahun 2023 sekitar Rp 600 miliar.

Ia menyebut, pada tahap pertama anggaran yang disetujui sekitar Rp 250 miliar.

"Dipakai untuk dukungan manajemen dan satu lagi untuk pengembangan pengembangan kawasan strategis utamanya untuk mendukung semua operasi dari kebutuhan kita," tutur Bambang.

Bambang mengatakan, Otorita IKN telah berkonsultasi dengan Komisi XI DPR tentang anggaran tahun 2023.

"Intinya kita diminta lebih aktif lagi, koordinasi dengan kementerian/lembaga dan kemudian melaksanakan monitoring dan secara berkala kami akan laporkan ke semua pihak," pungkas Bambang.

Sebelumnya, Bambang mengatakan beberapa konglomerat sudah menyampaikan Letter of Intent (LoI) untuk masuk ke IKN Nusantara.

Dilansir dari Kompas.com, Bambang menyebut badan-badan ekonomi di dunia menyatakan kewaspadaan situasi resesi global

"Kalau dibilang bahwa 2023 ini akan ada resesi ekonomi. Mungkin proyeksi hampir semua badan-badan ekonomi dunia menyatakan demikian.

Tapi kami juga melihat bahwa ada beberapa investor yang cash rich (orang kaya) yang justru mencari tempat untuk menaruh uang pada saat ini," ujarnya ketika RDP dengan Komisi XI DPR RI, Senin (6/2/2023).

"Dan itu terefleksi dari beberapa yang datang ke kami dan memberikan letter of interest.

Jadi tidak sepenuhnya semua dunia ini dalam kegelapan tapi juga ada beberapa potensi dari investor yang akan masuk," sambung Bambang.

Baca juga: Jumlah Perusahaan Asing yang Tertarik Investasi di IKN Terus Bertambah 

Kendati disebut banyak investor yang tertarik, namun dirinya tidak dapat membeberkan nama-nama para investor.

Lantaran masih dilakukan negosiasi hingga sekarang terhadap para investor tersebut.

"Kalau kita nanti melakukan structuring-nya dengan benar ini tentu akan bisa masuk ke dalam bagian dari pembangunan IKN ke depan.

Nah ini sebenarnya kami sedang kejar, belum bisa membuka atau disclose siapa saja.

Tapi kami sedang melakukan one on one, katakanlah customer relation dengan mereka sehingga mereka nanti Insya Allah bisa merupakan bagian dari IKN kedepannya," ujar Bambang.

(Tribunnews/TribunKaltim/Kompas.com/Kontan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas